Dengan demikian maka dapatlah diartikan buaya yang lidahnya bercabangdua dapat diartikan yakni perlambang tentang upacara (titah) raja yang bijaksana, sedangkan buaya yang ekomya bercabang dua merupakan perlambang tentang seorang raja yang bersifat adil. Motif ukiran ini ada juga yang diabstraksikan lewat papan pengapit dinding bagian.luar. Ujung papan bagian depan dibuat mencuat keluar seolah-olah tampak seekor buaya yang sedang mengangakan mulutnya, disebut dalam bahasa Nias sikholi artinya lambang kekuasaan serta keperkasaan raja. Motif ukiran ini hanya ada pada rumah yang dihuni oleh raja atau para bangsawan, sedang rumah adat lain yang dihuni masyarakat yang lebih rendah derajatnya tidak pernah diketemukan.
Ukiran-ukiran lain yang fungsinya sebagai lambang prestasi keagungan raja dapat dilihat pada gambar ukiran ayam (ayam jago). Motif ini ada yang diukir dalam. bentuk relief dan ada juga dipahat dalam bentuk patung.
Jenis motif ini di sebut Simiwo bahili-hili dano artinya ayam jago berkokok di atas bukit. Makna motif ukiran ini mengandung arti yang simbolis yakni Raja yang berhati bapak.
165