Pada patung ini terdapat selain fungsinya sebagai penutup obat juga terkandung sifat-sifat magis, relegius, eksresif, dekoratif.
b. Patung Pagar Jabu.
Patung pagar jabu fungsinya bersamaan dengan patung perminaken, dipahat lebih mendetail dengan stilasi yang memberi kesan kecermatan pemahatnya. Jelasnya estetis yang mencerminkan ketangguhan seniman pemahatnya yang mengekspos tentang ekspresi individual yang mengagumkan.
Bentuk ragam hias dan beberapa atribut yang menyertai patung ini tidak bisa dipandang sepele justru pada patung ni diperlukan kecermatan dan ketelitian kerja yang tangguh.
Figur patung yang terdapat pada pagar jabu (patung penangkal) terdiri dari dua media bahan yaitu bahan kayu dan bahan tanduk. Oleh pemahatnya dipahat untuk memvisualisasikan ekspresi wajah yang memberi kesan optimis tangguh menghadapi segala tantangan dalam pola primitif yang agak mengarah kepada bentuk proporsional.
Bahan kayu yang sifatnya silendris diukir dengan ungkapan ekspresi yang plastis, membutuhkan keahlian serta kehalusan perasaan estetis yang mendalam di samping mewujudkan antropomorphis dan zoomorphis dengan gaya ekspressif dinamis dalam tatapan motif-motif tradisional.
Detail patung dibuat secara piramidal berjenjang dari atas kebawah, dapat dilihat ukiran seekor burung dalam posisi gaya yang sedang hinggap dengan ekornya mencuat keatas kemudian melengkung dan menindih bagian kepala burung sedemikian rupa digambarkan lewat dekorasi ornamen motif sulur.
Berurut kebawah kita melihat pula sebuah patung wanita duduk di atas kepala (patung induk) dalam posisi tangan meminta restu keberkatan. Patung induk digambarkan sedang menunggang seekor hewan seperti patung yang terdapat pada tutup perminaken, hanya kerjanya lebih mendetail dengan memberi ornamen pada dasar patung. Dari pan-
91