tinggi daripada perburuan. Dr. Fleure menyandarkan teorinya kepada alasan, bahwa sering terdapat bekas-bekas atau tanda-tanda pertenakan, yang tidak disertai pula dengan bekas-bekas atau tanda-tanda peternakan. Jadi: ada pertanian dengan tak ada peternakan; dan ini dianggap-nya sebagai bukti,bahwa pertanianlah yang lebih dulu. Orang dikelompok itu, kata Dr. Fleure, tidak hanya makan daging dan ikan saja, tetapi niscaya makan juga tumbuh-tumbuhan liar. Manusia bukan pemakan daging saja sebagai harimau dan serigala, manusia bukan carnivor,maka-manusia adalah perlu juga kepada tumbun-tumbuhan, kepada daun-daunan, kepada buah-buahan, kepada akar-akaran. Dia adalah “omnivor”. Maka oleh karena manusia omnivor, maka orang-orang perempuan di kelompok itu, kalau kaum laki-laki berburu, mencari tumbuh-tumbuhan, dan lambat-laun terbuka ingatannya akan menanam benih-benih tumbuh-tumbuhan itu. Maka dia, perempuan adalah berjasa besar kepada kemanusiaan sebagai makhluk yang pertama-tama mendapatkan ilmu bercocok tanam, yang sampai sekarang menjadi tiang penghidupan manusia di muka bumi. Dan bukan saja yang mendapatkan rahasia pertanian! -ia juga adalah pekerja pertanian yang pertama. Ia juga adalah petani yang pertama, sebagai nanti akan saya uraikan lebih lanjut. Buat jasa ini saja kemanusiaan pantas mendirikan patung terima-kasih bagi perempuan itu! Bagaimanapun juga, -peternakan lebih dulu, atau langsung kepada pertanian, -pada kira-kira 10.000 tahun atau 12.000 tahun yang lalu dunia manusia masuk ke dalam periode pertanian itu. Dan apa yang kita lihat? Perubahan cara pencaharian hidup ini, perubahan proses pencaharian ini, membawa perubahan besar di dalam nasib perempuan itu. Mulai sekarang dia menjadi makhluk yang penting, oleh karena dialah mulai sekarang menjadi pembuat bekal hidup yang penting, yakni ubi, keladi, jagung dan lain sebagainya yang dia perdapat dengan pertaniannya itu, meski pertaniannya itu masih sederhana sekali. Dia mulai sekarang menjadi produsen yang berharga. Malahan dialah yang menjadi induk kemajuan, induknya “kultur”, yang mula-mula. Dialah petani yang pertama, tetapi dia pulalah yang pertama
43
43