Lompat ke isi

Halaman:Sarinah.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

BAB III DARI GUA KE KOTA Ilmu pengetahuan (wetenschap) sudah lama membantah pendapat setengah orang, bahwa adanya manusia di muka bumi ini barulah 6.000 tahun atau kurang lebih 7.600 tahun saja. Ilmu geologi, anthropologi, archeologi, histori dan praehistori menetapkan dengan bukti-bukti yang nyata, yang dapat diraba, bahwa manusia itu telah ratusan ribu tahun mendiami muka bumi ini: Sir Arthur Keith misalnya menghitung zaman manusia itu pada kurang lebih 800.000 atau 900.000 tahun. Setidak-tidaknya tak kurang dari 300.000 tahun (I.H.Jeans). Hanya saja harus diketahui, bahwa manusia purbakala itu belum begitu sempurna sebagai manusia zaman sekarang.

Manusia zaman purbakala yang bernama Pithecanthropus Erectus (sekitar 500.000 tahun yang lalu), Homo Heidelbergensis (sekitar 250.000 tahun yang lalu), Eoanthropus (sekitar 100.000 tahun yang lalu.), Neanderthalmensch (sekitar 50.000 tahun yang lalu), manusia-manusia ini semuanya kalah kesempurnaannya dengan manusia zaman sekarang. Tetapi 35.000 tahun yang akhir ini, sudahlah ternyata dengan bukti-bukti, bahwa manusia sudah “sempurna” seperti kita zaman sekarang. Sudah barang tentu jumlah manusia itu dulu jauh kurang pula daripada sekarang. Sudah barang tentu pula tidak di mana-mana di muka bumi itu selalu ada manusia, dan tidak di mana-mana pula zaman manusia itu sama tuanya.

Ada negeri-negeri yang sudah lama didiami manusia, ada negeri-negeri yang belum begitu lama didiami oleh manusia. Sebaliknya, ada pula negeri-negeri, yang dulu didiami oleh. manusia, tetapi sekarang kosong dan sunyi.

Misalnya saja padang pasir Sahara. Ada bekas-bekas kultur manusia di Sahara itu, yang membuktikan, bahwa di situ di zaman dulu banyak air dan rumput dan pohon-pohonan, banyak syarat-syarat untuk manusia dan binatang untuk hidup, dan tidak padang pasir yang kering, terik, dan kosong

seperti sekarang. Sebaliknya, negeri-negeri Utara seperti

38