Halaman:Rimba-Rimba.pdf/201

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

AKHIR PERJALANAN

Minah, kembang desa di Aie Dingin tidak mengungsi ke hutan-hutan. Bersama keluarganya ia mengungsi ke kampung lain yang lebih aman di daerah Sangir Jujuan, daerah Solok bagian selatan.

Ia pun terenyuh mendapati rumahnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Namun luka hatinya masih terobati mendapati Surau tua itu masih berdiri dengan kokohnya. la memandang surau itu dengan penuh takjub, namun matanya kembali berkaca-kaca.

“Di manakah dia sekarang?”

Melihat jenjang surau itu, ia teringat seseorang. Seorang laki-laki yang punya arti khusus dalam dirinya. Walaupun tidak pernah saling terucap sebuah janji, namun Minah yakin, laki-laki itu juga merasakan seperti yang dia rasakan.