Halaman:Rimba-Rimba.pdf/174

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

“Apa?"

“Ya. Pasukan sudah berpindah ke Surian. Sebentar lagi kita juga akan keluar dari tempat ini.”

Mereka saling pandang. Puas.

Setidaknya mereka tidak perlu menyesal lebih dalam lagi karena selama ini merasa mengkhianati teman sendiri.

Alangkah murkanya komandan pasukan PRRI wilayah Solok melihat peta yang diserahkan Mangkute itu.

“Apa? Jadi selama ini Beni adalah agen PKI?”

“Perintahkan pasukan kejar mereka. Di mana posisi mereka sekarang?”

“Tidak mungkin Komandan. Pasukan sudah kosong. Pasukan saya sudah ditarik ke Surian dan Muara Labuh untuk memperkuat barisan di sana. Sekarang ini kami banya tinggal berlima, ditambah lima orang pasukan Beni yang memberikan peta ini.”

Komandan menghela nafas.

“Dimana posisi Beni sckarang””

“Menurut informasi terakhir, mereka sedang menuju ke Sungai Abu untuk menuntaskan misi mereka.

“Ya. Mereka akan menuntaskan misi itu dengan atau tanpa senjata itu. Untung kita cepat bertindak sehingga senjata dan peledak-peledak itu tidak jatuh ke tangan mereka.

“Baiklah. Tentu kamu punya rencana Mangkuto. Laksanakan.”

“Baik komandan...”

“Apakah anak-anak Harimau Campo itu bisa diandalkan?”

“Ya, sejauh ini mereka bisa. Kecuali mereka juga sudah kehabisan amunisi.”