Halaman:Rimba-Rimba.pdf/144

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba


Pembentukan dewan-dewan tersebut diikuti pengambilalihan kekuasaan daerah setempat. Akhirnya ' pembentukan dewan-dewan itu menjadi sebuah gerakan terbuka yang dikenal dengan PRRI/Persemesta, Perang terbuka tidak bisa dihindarkan lagi.


***


10 Februari 1958.


Ketua Dewan Banteng, Ahmad Husein, mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat yang menyatakan bahwa Kabinet Djuanda harus mengundurkan diri dalam waktu 5x24 jam.


Mendapat ancaman seperti itu, Pemerintah Pusat tidak gentar. Malah kemudian memecat secara tidak hormat Ahmad Husein, Maludin Simbolon, Zulkifli Lubis, dan Dahlan Djambek dari kedudukannya sebagai perwira militer.

Pada 12 Februari 1958, KSAD AH Nasution mengeluarkan perintah untuk membekukan Komando Daerah Militer Sumatra Tengah dan menempatkannya langsung di bawah komando KSAD.

Mendapat tanggapan seperti itu, 15 Februari 1958, Ahmad Husein memproklamasikan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang dan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Mentrinya. Proklamasi PRRI tanggal 15 Februari 58 itu disambut baik Indonesia Timur.

Untuk memulihkan kembali keadaan negara, pemerintah dan KSAD memutuskan untuk melancarkan operasi militer. Operasi ini diberi nama Operasi 17 Agustus. Operasi ini ditujukan untuk mematahkan



128