Halaman:Revolusi dan Masalah Kebudajaan.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tu Revolusi sangat berat, dan karenanja orang harus mendjadi seorang optimis. Seorang pesimis tidak mungkin mendjadi seorang revolusioner.

Revolusi mempunjai tingkatan-tingkatannja. Ada satu tingkatan dimana bermatjam-matjam badan mengambil inisiatip dalam lapangan kebudajaan. Bahkan INRA (Lembaga Nasional Untuk Perbaikan Pertanian) pernah melakukan kegiatan-kegiatan jang bersifat kulturil. Kami bahkan pernah bertabrakan dengan Teater Nasional, karena ketika satu pekerdjaan tertentu sedang dilakukan disana, tiba-tiba kami melakukan pekerdjaan lam setjara tersendiri. Sekarang segalanja itu sudah terhimpun dalam satu organisasi.

Sehubungan dengan rentjana-rentjana kami untuk daerah pedalaman, maka timbullah pikiran untuk menjebarkan kebudajaan kepada rakjat didaerah-daerah pertanian dan koperasi-koperasi, Bagaimana tjaranja? Jakni dengan mendidik guru-guru musik, tari dan drama. Hanja orang-orang optimis akan mengusulkan hal-hal seperti ini. Nah, bagaimanakah tjaranja kita harus membangkitkan rasa tjinta seorang petani terhadap teater, misalnja? Dimanakah guru-gurunja? Dari manakah kita akan mengambil guru-guru jang akan dikirimkan ke 3000 Daerah Pertanian Rakjat dan 600 Koperasi, misainja ? Semuanja ini menimbulkan kesukaran-kesukaran, akan tetapi saja jakin bahwa kawan sependapat bahwa apabila ini tertjapai, ini akan merupakan satu hasil jang positip, teristimewa dalam hal penemuan bakat bakat dikalangan rakjat dan dalam membentuk rakjat dari penonton-penonton mendjadi pentjipta-pentjipta, karena pada achirja, rakjatlah pentjipta-pentjipta yang paling besar, Kita tidak boleh melupakan hal ini, dan djuga tidak boleh melupakan beribu-ribu keperdesaan jang hilang didaerah pedalaman dan kota-kota

40