Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Gerakan ini berawal dari sebuah pembukaan Cabaret (café) Voltaire oleh Hugo Ball. Tetapi tidak berapa lama kemudian, terdapat pula seniman lain bersama Ball, seperti Emily Hennings, Tristan Tzara, Marcel dan Georges Janco, Jean Arp, dan Richard Heurlsenbeck, yang mulanya tidak memaksudkannya sebagai sebuah gerakan, akhirnya mengeluarkan sebuah manifesto yang dipelopori oleh Ball pada tanggal 14 Juli 1916:

  1. Dada ini dalam lingkup dimensi internasional dan berusaha menjembatani perbedaan,
  2. Dada berusaha menjembatani perbedaan, bersikap antagonistik terhadap masyarakat yang mapan dalam tradisi avant-garde, tradisi bohemian dalam tubuh masyarakat borjuis, dan
  3. Dada merupakan tendensi baru dalam seni yang berusaha mengubah sikap dan praktik konvensional dalam estetika masyarakat, dan moralitas" (www.comil.music.unuu edu/projects/EAM/ dadaism/html.).

Beberapa kritikus mengatakan bahwa sajak dadaisme ala Malna bahkan mendekati suatu nihilisme total dan kekosongan makna. Ironi dari ekspresi seni atau puisi dada seolah merayakan kekosongan dan ketidakhadiran makna yang pasti Akan tetapi, bentuk komunikasi puisi ala dadaisme adalah semacam perolehan dan pengaruh arus besar pemikiran dan kegagalan dunia modernisme. Bentuk komunikasi dadaisme berada dalam kerangka kekacauan pengucapan, menyer nilai keteraturan estetika dan absolutisme yatıg dihasilkan dapet kekuasaan klaim rasionalitas. Inti dari semua ini adalah penolakan.

Dalam latar belakang berdirinya gerakan itu dapat dilacak dengan jelas bahwa dadaisme adalah reaksi terhadap situasi kegoncangan Eropa dan dunia yang terpaling pecahnya Perang Dunia I. Perang tersebut adalah untuk dimulainya perlombaan hasil kemajuan dunia modern yang dipandang sebagai karnaval perayaan penggunaan pembunuh masal umat manusia. Kehebatan teknologi

21