Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/69

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

70

POLA-POLA KEBUDAJAAN

Bertopéng jang lebih kuat. Pada pewedjangan ini topéng-kachina ditaruh diatas kepalanja, dan diterangkan kepadanja bahwa penari2 itu bukannja mahluk2 adikodrati dari Telaga Keramat, akan tetapi tetangga2nja dan kerabat2nja sendiri. Setelah mendapat tjambukan jang terachir, empat anak2 lelaki jang paling tua berdiri didepan kachina2-jang-menakutkan, jang telah mentjambuknja. Padri2 membuka topéng2 dari kepala kachina2 tsb. dan menaruhnja diatas kepala anak2 itu. Inilah kedjadian jang sangat penting sekali bagi anak2 tsb. Meréka terkedjut dan héran. Tjambuk2-yucca diambii dari tangan kachina2-jang-menakutkan, dan kemudian diberikan kepada meréka, jang dengan topéng diatas kepalanja memandang kepada kachina2 itu. Maka, anak2 itu disuruh mentjambuki kachina2. Ini adalah peladjaran praktis pertama tentang hakikat kebenaran, bahwasanja meréka sebagai machluk harus melaksanakan semua tugas2, jang oléh orang2 jang belum diwedjang dipandang sebagai hanja bisa dilakukan oléh mahluk2 adikodrati sadja. Anak2 itu memukul meréka empat kali ditangan kanannja, empat kali ditangan-kirinja, empat kali dikaki-kirinja dan empat kali dikaki-kanannja. Kemudian, setjara itu pula anak2 lainnja memukuli kachina2 itu, dan kemudian padri2 mentjeritakan suatu mythos pandjang, tentang seorang anak laki2, jang telah membuka rahasia bahwa kachina2 hanjalah pelaku2 sadja dan bukannja betul2 déwa, dan oléh karena itu dibunuh oléh Déwa2 Bertopéng. Meréka memenggal kepalanja dan kepala jang sudah dipenggal itu di-tendang2 sepandjang djalan jang menudju kearah Telaga Keramat. Tubuhnja ditinggalkannja dilapangan. O1éh karena itu, djanganlah se-kali2 membuka rahasia tentang ini! Dan mulai saat itu meréka adalah anggota kultus dan diboléhkan melakonkan Déwa2 Bertopéng.

Meréka belum diboléhkan mempunjai topéng sendiri. Meréka tak akan menjuruh membuat topéng sebelum kawin dan sebelun mendjadi orang jang disegani. Djikalau sudah datang waktunja, seorang laki2 menanam lebih banjak tumbuh2an daripada biasanja, dan mengatakan kepada kepala kivanja, bahwa ia ingin meresmikan topéngnja. Ia ditjambuki iagi oléh kachina2 jang telah mentjambukinja ketika ia masih kanak2, dan diadakannja pésta bagi kiva2nja dan bagi orang jang menari untuk meréka. Topéngnja' sekarang telah mendjadi miliknja, sebab ia menjimpannja dalam rumahnja dan dengan begitu membuat rumahnja lebih berharga. Kalau ia meninggal, topéng itu akan ditanam ber-sama2 dengan dia, supaja bisa terdjamin bahwa ia bisa menjertai kelompok2 kachina dalam Telaga Keramat. Siapa tak mempunjai topéng, bisa memindjam, dengan tak usah membajar apa2. la menjuruh melukisnja sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kachina jang dipilihnja, sebab menurut tjara melukis topéng dan tjara mendapatkan segala bagi