Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/235

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

INDIVIDU DAN POLA-POLA KEBUDAJAAN

237

dalam beberapa hal lainnja hanja bisa ditjapai oleh beberapa orang sadja. Dimana tudjuan itu semangkin merupakan suatu obsési dan kemungkinan untuk berhasil mendjadi lebih terbatas, maka semangkin banjak orang jang akan mendjadi kurban dari kegagalan itu.

Mémang mungkin sadja, bahwa, apabila peradaban mensjaratkan tudjuan2 jang lebih tinggi dan barangkali lebih bernilai, maka djumlah meréka jang abnormal itupun bertambah. Akan tetapi segi mengatakan, bahwa pessimisme adalah suatu sikap jang ter-gesa2 karena masih begitu sedikit kemungkinan sosial dari toleransi maupun pengakuan adanja perbédaan2 individuil dipraktékkan. Bagaimanapun djuga, adalah djelas bahwa faktor2 sosial lainnja — jang baru sadja kita perbintjangkan — lebih langsung bertanggungdjawab bagi banjaknja orang jang neurotis dan psychotis, dan dengan mengingat faktor2 lainnja, maka djika mau, peradaban2 bisa menghadapi masalah ini, tanpa menderita kerugian2 jang hakiki.

Kita telah membitjarakan individu dilihat dari sudut kapasitét2nja untuk hidup setjara memuaskan dalam masjarakat dimana ia ditempatkan. Penjesuaian diri jang memuaskan ini adalah salah suatu ukuran, jang ditetapkan dalam klinik psikiatri untuk menetapkan normalitét. Akan tetapi dalam hal ini merékapun bertolak dari gedjala tetap jang tertentu dan orang bertjenderung untuk menganggap hasil rata statistik sebagai jang normal. Ini adalah hasil-rata2 jang dalam laboratorium dan jang tak sesuai dengan ini dianggap sebagai abnormal.

Tjara begini memanglah sangat berguna apabila kita memandang kebuaajaan tertentu lepas dari jang lain2nja. Ini memberikan gambaran klinis dari masjarakat dan menghasilkan banjak bahan2 tentang kelakuan2 jang dianggap terpandang oléh masjarakat. Akan tetapi soalnja adalah lain sekali, apabila kita menganggapnja kelakuan2 itu normal bagi semua kebudajaan. Kita telah mengetahui, bahwa dalam berbagai kebudajaan kadang2 jang termasuk „,normal" itu adalah kelakuan2 jang lain sekali sifatnja. Dikalangan suku2 Zuni dan Kwakiuti, perbedaan antara mereka ini adalah demikian besarnja, sehingga sedikit sekali ada titik-persinggungan. Jang menurut statistik dianggap normal di Pesisir Barat-Laut akan terletak samasekali diluar batas2 abnormalitét dikalangan suku Pueblo. Perlombaan dan persaingan jang normal dikalangan suku Kwakiut! dianggap gila oléh orang2 Zuni dan sifat atjuh-tak-atjuh jang tradisionil jang diperlihatkan oleh orang2 Zuni terhadap penguasaan dan penghinaan orang lain, akan dianggap oléh orang kalangan tinggi Kwakiutl sebagai hal jang bodoh dan gila. Kelakuan2 jang, menjimpang dalam kedua kebudajaan ini sukar untuk diperbandingkan satu sama lain, sebab ukuran jang dipakai untuk menetapkan jang normal dan jang abnormal adalah berbéda sekali. Tiap2 masjaraka