Di dalam mengikuti perkembangan zaman, bahasa Jawa perlu menyerap unsur-unsur dari bahasa asing. Oleh karena sistem bahasa asing relatif berbeda dengan sistem bahasa Jawa maka perlu diadakan penyesuaian agar unsur-unsur bahasa asing itu berterima di dalam bahasa Jawa.
Pada dasarnya Pedoman ini tidak membuat lagi aturan baru tentang penulisan unsur serapan karena pedoman penulisan unsur serapan itu telah ada dan dimuat di dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa yang Disempurnakan. Buku Pedoman ini hanya memuat aturan tentang pengalihaksaraan hasil penyerapan unsur asing dari Latin ke Jawa dengan memanfaatkan berbagai aksara Jawa yang telah ada. Unsur-unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Jawa, baik penulisan maupun pelafalannya, unsur-unsur asing itu ditulis sesuai dengan tulisan aslinya (beraksara Latin) di tengah-tengah teks beraksara Jawa.
- aé yang tidak bervariasi dengan é diperlakukan sebagai dua aksara dan ditulis dengan aksara swara.
Contoh : maéstro ꦩꦌꦱ꧀ꦠꦿꦺꦴ 'maestro' aérolit ꦄꦌꦫꦺꦴꦭꦶꦠ꧀ 'aerolit'
58