Madyapada dipakai sebagai isyarat bahwa pupuh tembang yang bertanda madyapada itu berada di tengah keseluruhan karangan tembang yang terdiri atas beberapa pupuh. Madyapada ditulis pada awal pergantian pupuh-pupuh tengah karangan tembang.
3. Wasanapada
Wasanapada juga terdiri atas dua bagian, yaitu pada mangajapa sebagai pengapit dan aksara (i) yang merupakan kependekan kata (iti) yang berarti ‘demikian (lah), seperti itulah’ dan sering diartikan juga ‘selesai, tamat, purna’. Wasanapada dipakai sebagai tanda bahwa karangan yang berwujud tembang itu sudah selesai. Wasanapada ditulis sebagai penutup keseluruhan karangan tembang.
Contoh pemakaian purwapada, madyapada, dan wasanapada sebagai yang tersebut pada skema karangan tembang yang berikut. Karangan tembang terdiri atas tiga pupuh, yakni pupuh I, Pucung; pupuh II, Sinom; dan pupuh III, Dhandhanggula. Purwapada terdapat di dalam pupuh I, madyapada terdapat di dalam pupuh II, dan wasanapada terdapat pada akhir bait terakhir pupuh III.
Pupuh I Pucung