Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/98

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 84 —

oewang, itoe hal jang telah kadjadian antara kitaorang berdoewa?" „Marie . . . . „Hei, Rudolf, akoe ini sama sekali tida perloe kaoe poenja oewang, dan pertjajalah, jang akoe tida nanti bisa berboeat begitoe gilah, aken masi hargaken pada soeatoe perhoeboengan, jang dengen sangadja orang soeda bikin poetoes !"

Aartshertog tinggal berdiam sakean lamanja, dengen berdiri berhadepan pada si nona, sembari mengawasi aer moekanja, jang ada jadi samingkin tjantik, lantaran bersedih. Kamoedian laloe ia berdjalan moendar-mandir, seraja berkata:

„Habis, apatah jang kaoe ingini, Marie? Bagimanatah kaoe poenja kahendak?"

„Kainginankoe ? Kahendakkoe ? Tida, Rudolf, akoe tida ada poenja kainginan, atawa kahendakan ! Datengkoe tjoema perloe menanja, apatah itoe koetika soenggoe sekarang soeda berlaloe, dimana kaoe bikin akoe mengimpi, segala perkara jang begitoe sedap ? Dan apatah akoe soeda tida boleh berharep lagi, aken datengnja itoe perdjandjian, jang kaloear dari moeloetnja satoe aartshertog dari Oosterijk?"