Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/352

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 312 —

nahan sabar, kerna ia merasa tida bertenaga aken berlakoe keras pada „si djiwakoe”.

Salaennja itoe, ia telah berdjandji aken toeroet apa djoega adanja si nona poenja permintahan! Ia soeda briken perkatahannja seperti radja, dan ia merasa dirinja ada terlaloe tinggi, aken djilat kombali, apa jang satoe kali soeda dimoentaken.

Baginda liat sabentaraii pada Caroline dengen mata jang menjataken binasanja hati. Si nona poenja moeka berobah djadi mera djamboe. Apa barangkali ia merasa hina aken diri sendiri, lantaran ia telah berdaja saboleh-boleh boeat paksa si kolot, jang menjinta dengen satoeloes hati, menjerah kalah, malaenkan dengen goenaken pengaroenja ia poenja roepa jang tjantik?

Tapi kita poenja bandot toewa tida dapet njataken soeatoe apa, hingga tidalah heiran bilah ia lantas berkata pada si nona:

„Baek, anak, samoea nanti djadi menoeroet kaoe poenja maoe. Akoe soeda berdjandji, tentoe tida maoe moengkir lagi. Bikin sadja persediahan apa jang perloe. Kitaorang sigra nanti brangkat.”

Kamoedian ia berlaloe dari kamar, seperti dengen mendadak soeda mendjadi gaga dan pesat kombali.