Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/31

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 25 —

 Iboenja mengela napas.

 „Akoe mengarti!”

 „Apa, mama? Kaoe mengarti? Apatah jang . . . . .”

 „Djangan begitoe kaboeroe napsoe, anak! Akoe taoe kaoe poenja pengrasahan, akoe mengarti jang . . . . .”

 Louise gojang kapalanja.

 Ia baroe beroesia anam belas tahon, tapi ia soeda saksiken ka'adahan doenia, jang saban-saban ia pikiri dan tjatet di hati.

 Satoe anak radja, satoe poetri seperti ia, jang manoesia di doenia ada anggap broentoeng sekali, sabenarnja, ada apatah jang bisa sedikit mengimbangi itoe sangkahan? Satoe nona kampoengan, boleh bernikah pada soeatoe lelaki jang ia tjinta, tapi ia, misti menoeroet sadja apa jang orang pilih boeat dirinja.

 Apatah memang begitoe nasibnja orang jang berderadjat tinggi? Apatah barang­ kali iboenja djoega, soeda menikah dengen poetra makota karadjahan Belgie dengen tida sekali ada merasa tjinta?

 „Mama!”

 „Ada apa, anak?”

 „Akoe ada poenja satoe pertanjahan.