Lompat ke isi

Halaman:Pengertian jang Tiada Dimengarti atau Keterangan Bagaimana Adanja Akal Alam Agama Allah.pdf/6

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 10 -

didalam tanah, inilah karana berobah meloeloe, tetapi tetap didalam keadaan.

  Dari sebab itoe, tiap-tiap dzat jang kita soedah tahoe atau soedah kenal, kita tiada boleh toelak lagi adanja, maskipoen soedah mati, atau soedah hilang dari pemandangan pantja-indria, karana maskipoen manoesia, héwan dan poehonan mati, tiadalah boleh ditentoekan habisnja mendjadi kosong alias sang tiada.—
  IX Kaloe kita kata pikir, dimaksoedkan kita poenja akal kerdja akan mentjari ketentoean tentang adanja,

samanja, bédanja, goenanja dan tiadanja dzat dan sipat, jang kita soedah kenal dan jang kita beloem kenal.

  X Kaloe kita kata {{sp|akal} (aqal) dimaksoedkan kita poenja kemampoean akan mempikir.

_ XI Kaloe kita pi kata mengerti, dimaksoedkan kemampoean akal akan menentoekan adanja atau tiadanja dzat dan sipat jang dipikir.

  Keterangannja IX, X dan XI.
  Kita perloe membédakan antara tahoe dengan mengerti, karana mémang djaoeh bédanja. Lebih dahoeloe kita poenja pantja-indria mesti kerdja soepaja dapat tahoe, komdian ingatan kerdja akan mengenal, maka baroelah datang gilirannja akal akan mempikir soepaja boleh mengerti.
 Njatalah disini kita membédakan djoega ingat dengan Templat:Sppikir, boekan sebab kita maoe bilang jang ingatan poetoes hoeboengannja dengan oetak-kepala, karana mémang semoea kemampoean badan mesti berhoeboeng dengan oetak. Akan tetapi bédanja adalah ingatan tiada sanggoep kerdja kaloe ditoedjoekan pada ketiadaän, karana kaloe pantja-indria dan ingatan melainkan boleh ditoedjoekan pada sang ada meloeloe, adalah pikiran boleh ditoedjoekan, boekan sadja pada sang ada, tetapi djoega boleh ditoedjoekan pada dzat dan sipat jang barangkali ada dan barangkali mémangnja tiada ada. Dari sebab itoe terang sekali deradjat tahoe lebih rendah dari mengerti.  
  Maskipoen demikian, kita sekarang boekan maoe menentoekan bahoea akal ada poenja kemampoean tjoekoep akan mengerti tentang sang ada dan sang tiada, akan tetapi anéhnja biarpoen akal tiada mampoe kerdja sebeloemnja lebih dahoeloe dapat pertoeloengan dari pantja-indria dan ingatan, toch manoesia soeka sekali soeroeh dia poenja akal akan pikir tentang sesoeatoe jang beloem dikenal. Lebih tegas lagi: maskipoen akal beloem mampoe pikir dengan semporna tentang sang ada, toch akal soedah disoeroeh pikirkan djoega tentang sang tiada. Inilah kiranja perbédaän manoesia

dengan héwan.


- 11 -

  Maka apabila akal soedah sanggoep memoetoeskan bagini atau bagitoe tentang dzat dan sipat jang soedah atau beloem dikenal, baroelah dinamai mengerti.
  Akan tetapi kaloe akal soedah tiada sanggoep menentoekan atau memoetoeskan jang demikian itoe, dan tiada mampoe menetapkan adanja atau tiadanja dzat dan sipat jang dipikir, inilah tandanja manoesia tiada mengerti. 
  Ingatlah baik-baik, tiap-tiap disini kita kata tiada mengerti, nistjaja dimaksoedkan tiada mengerti didalam pengertian atoeran akal, boekan tiada mengerti didalam pengertian atoeran bitjara dan bahasa. Karana kaloe kita tiada tahoe bédanja atau kita sengadja tiada perdoelikan bédanja atoeran akal dengan atoeran bitjara dan bahasa, nistjaja kita tiada tahoe atau mémang sengadja-ngadja-tipoe diri sendiri. 
  Adapoen didalam atoeran bitjara dan bahasa, tjoekoeplah kita mengerti, apabila kita tahoe dan kenal segala nama dari dzat dan sipat jang ditoedjoekan oleh pantja-indria dan

pikiran, dan tahoe lagi bagaimana mesti disoesoen dan diatoer nama-nama itoe, jang soedah ditentoekan oleh seboetan lidah. Oepamanja kaloe kita kata: „tadi saja makan nasi, jang dingin,” nistjaja enam nama itoe dengan rangkaiannja bagitoe, menoendjoekkan bahoea: „manoesia soedah telan nasi, boekan ditelan oleh nasi.” Dan lebih terang lagi: „bahoea pada soeatoe waktoe jang soedah liwat, boekan lain orang, tetapi saja, menggoenakan gérak boekan diam, akan kasih masok, boekan keloear, nasi boekan koral, dingin boekan panas-panas, dari moeloet boekan lobang koeping, kedalam peroet sendiri.” Inilah tandanja jang manoesia berkehendak dan perloe kepada nama akan mengambil goena dari perbédadn nama jang diberi kepada dzat, sipat dan pekerdjaän masing-masing.

  Soedah tentoe sadja atoeran bitjara ada soeatoe ilmoe jang tinggi deradjatnja, karana kaloe tiada ilmoe bitjara, nistjaja tiada lain ilmoe boleh hidoep. Dari sebab itoe njatalah bagaimana pentingnja ilmoe-bitjara dan bahasa, karana jang demikian itoe soeatoe pertoendjoekan dari boeah pikiran, maka perloe kita beladjar bitjara lebih dahoeloe, soepaja komdian didapat ilmoenja, bitjara, jang memboeka djalan akan mendapat lain matjam ilmoe. 
  Demikianlah kaloe manoesia maoe tahoe lebih djaoeh bagaimana goenanja, iaitoe bagaimana  djahat-baiknja (oentoeng-roeginja) perhoeboengan dzat dan sipat jang soedah dikenal didalam ilmoe bitjara, nistjaja mesti dipriksa dengan pemandangan atoeran wetenschap, oepama ilmoe natuurkunde, scheikunde (chemie), wiskunde, ilmoe tarich,

ilmoe dagang, technologie dan lain-lain ilmoe kepintaran jang banjak lagi namanja.

  Akan tetapi kaloe manoesia maoe mengerti bagai-