Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San 04.pdf/221

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 219 —

Semoea orang jang ada di itoe roewangan pada bersoerak dan tepok tangan. Tjoema itoe ampat dorna sadja jang tinggal membisoe. Sedeng itoe penggawe jang djaga persakitan dan tida taoe maksoednja itoe Hohan-hohan, kerna kira bener-bener itoe ampat persakitan dioendang makan minoem boeat senangken hati, laloe madjoe ka depan dan kata: kerna sekarang hari soeda malem, maka baeklah ini perdjamoean ditoetoep sadja. Sebab ampat mantri itoe ada persakitan besar jang dapet poetoesannja Tiauwteng, djangan diadjak plesir terlaloe lama.

„Oh, kaoe tida taoe,“ kata Pwe Soan dengen soeara moerka: „marika ini ada Kantjat jang paling djahat dan telah binasaken kita-orang poenja soedara-soedara angkat, maka sekarang manatah boleh dikasi liwat dengen begitoe sadja ?“

„Tapi persakitan ini ada mendjalanken poetoesannja Tiauwteng?“ kata poela orang jang menganter itoe.

„Akoe perdoeli apa sama Tiauwteng! „membentak Pwe Soan, jang sekarang djadi samingkin goesar: „siapatah jang brani larang akoe poenja kahendak? Djangan kata marika jang memang ada djadi persakitan, maski pembesarnja sendiri akoe tida ambil perdoeli!“

Mendenger itoe perkatahan jang disertaken djoega dengen antjeman, itoe mengarter djadi