Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/32

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 31 —

soen Tjiokkiattjoan, maka waktoe sang iboe meliat anaknja poelang, ia laloe menanja: apa Siauw-tjhit soeda lakoeken itoe persembajangan di Liangsan.

,,Soeda, iboekoe," djawabnja sambil bersenjoem. Kamoedian ia tjeritaken djoega apa jang tadi telah terdjadi antara dirinja pada pembesar dari kota Tjetjioe.

,,Soenggoe itoe Thio Kan-poan ada satoe penbesar jang berpikiran gelap dan tida bisa meliat orang." kata poela Siauw-tjhit sambil tertawa: ,,masatah dengen zonder tjari taoe lebi djaoe, dengen lakoe begitoe memboeta ia prenta oppas-oppasnja menjerang dan menangkep padakoe. Boekantah itoc terlaloe sekali?"

Sasoeda ia toetoerken sagala apa jang terdjadi dan bagimana ia telah labrak itoe pembesar, ini iboe djadi amat katakoetan dan kata: kaloe begitoe tentoelah Thio Kan-poan nanti bikin pembalesan.

,,Ah, lagi-lagi kaoe soeka bawa adat jang aseran, Siauw-tjhit. Oh, inilah ada tida baek sekali, anakkoe," kata itoe njonja toea dengen hati penoeh rasa koeatir dan takoet:,,apa kaoe tida taoe bagimana itoe pembesar di kota Tjetjioe poenja djahat?"

,,Boekantah seringkali akoe soeda kasi inget padamoe," kata poela itoe iboe: ,,djanganlah