Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/120

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 119 —

Tapi boeat melawan soldadoe dari kota Radja," kata poela Tjo Loen sembari tertawa: „sabagimana jang baroesan soedara-soedara omongi, itoelah akoe kira masi djaoe dari sampoerna. Kerna sekarang kita poenja soldadoe tjoema terdiri dari bebrapa ratoes orang sadja, manatah ada itoe tenaga boeat dipake bertempoer pada soldadoenja dorna, jang tentoe ada terpeladjar back? — Dan soldadoe jang tjoema bebrapa ratoes orang itoc, melinken boleh digoenaken boeat pegat socdagar- soedagar jang kasasar, laen poen tida.'

Ja, boeat sekarang, memanglah kita poenja kakoeatan belon tjoekoep," kata Houw Seng: „ma- ka kaloe ada poenja niatan jang besar, haroeslah kita-orang djangan brenti berichtiar."

„Menoeroet akoe poenja pikiran," kata Soen Sin: „maski tenaganja tentara ada terbilang soeal jang penting boeat di paperangan, tapi toch kaloe orang-orang jang mengapalaken tida berdaja, ken- dati soldadoe banjak toch perijoema sadja. Maka nomor satoe adalah panglima jang gaga, pinter dan pande meliat saratan. Sebab katjerdikan itoe ada jang teroetama boeat pimpin soldadoe dan moendoerin moesoe."

Ja, itoe poen ada perloe sekali," kata Tjo Loen: djadi salaennja soldadoe, kita poen haroes berichtiar boeat dapetken orang-orang gaga jang pande."

Soen Sin bales lagi dengen bebrapa perkatahan dan kasi pikiran tjara bagimana haroes berichtiar: