Halaman:Pembalesan Kedji.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 65 —

poenja orang-toewa, ia malaenken menoempang sama entjimnja, dari itoe kamanatah ia misti poelang?

Tadi, koetika napsoe amaranja sedeng berkobar, ia sama sekali tida menginget soeatoe apa, tapi sekarang, sasoeda kaängkoehannja itoe kenah diamblesin dengen bitjaranja Emot jang begitoe tadjem, segala perkara bagi ia mendjadi terang seperti katja, dan oleh kerna pikir boelak-balik tida ada katinggalan soeatoe daja boeat ia melawan orang poenja poetoesan jang kedji itoe, hatinja lantas mendjadi sesak. Laloe ia berbangkit, lepasken dirinja diatas pembaringan, selesapken kapalanja dibawa bantal, dan laloe menangis tersedoeh-sedoeh.

Meliat begitoe, dengen bersenjoem Emot djalan kaloear, dan berkata pada diri sendiri dengen soeara menggrendeng:

„Sagitoe adja ko? Bengisnja persetan; goea kira bagimana keh, habis sekarang menangis. Orang jang menangis boleh traoesa disalempangin. Goea sekarang tjoema misti toenggoein si baba. Kaloe ia dateng, oewang, habis goea boleh pergi soeda. Biar dia kerak-kerok berdoewa, itoe boekan goea poenja tanggoengan.“

Kamoedian laloe prampoean toewa itoe memboeka pintoe, dan doedoek mengglepok di djoebin depan roemah, seraja sabentar-bentar melongok ka sana-sini.

„Tadi goea denger tongtong soeda poekoel

Pembalesan Kedji

5.