Halaman:Pembalesan Kedji.pdf/296

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 296 —

Kek-soen, jang samingkin lama djadi samingkin memboeroe napsoe amaranja, membelah dirinja dengen sengit sekali, dan achirnja soeda terdjadi begitoe djaoe, hingga satoe tendangannja telah membikin iboenja Ban-tjoan roeboe ka tanah dengen meloepahken orang.

Tapi djoega katjilakahan itoe soeda tida bisa membikin lelaki itoe djadi tersedar dari nekatnja. Dengen tida ambil perdoeli sama sekali ia tinggalken sadja istrinja jang pangsa, dan lantas berlari-lari ka blakang boeat mengedjar pada Ban-tjoan.

Sang anak koetika itoe soeda tida kataoehan ka mana perginja, samantara samoea boedjang djoega tida kaliatan mata-idoengnja.

Kek-soen treak-treak memaki satjara orang jang soeda djadi gila, dan bebrapa kali djalan meoendar-mandir di Pasar-Ajam, dengen meloepahken jang moekanja soeda djadi babak-beloer lantaran tjakarannja sang istri.

Setelah ia dapet kanjatahan betoel-betoel misti djadi siasia, ajah jang tida broentoeng itoe laloe mengambil topi, kamoedian lantas berlaloe dari roemahnja dengen tida menanjaken lagi bagimana soeda kadjadian lebi djaoe pada istrinja jang pangsan.

Ketika itoe baroe boedjang-boedjang jang tadi pada lari mengoempat, rameh-rameh membantoeken Koei-tjoan, jang sedeng mengolah pada iboenja.