Halaman:Pembalesan Kedji.pdf/140

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 140 —

Sambil kata begitoe Kek-soen lantas gabroekin pintoe.

Ban-tjoan liat begitoe, laloe ia berdjalan poelang.

Sekali poen ajahnja berlakoe begitoe kasar padanja, toch sama sekali ia tida djadi mendongkol, sabagimana biasanja ada terdjadi kaloe ia katemoeken perkara jang samatjem itoe, kerna itoe samoea sekarang telah kenah dihapoesken lebi doeloe oleh satoe pengrasahan jang lebi banjak berkwasa pada hati manoesia.

Ia bertindak, ja, Ban-tjoan berdjalan menoedjoe ka roemahnja, tapi ia poenja soemanget sanantiasa masi tinggal berdiam sadja di Gang Togee.

Kek-soen mara-mara, fapi Ban-tjoan sama sekali tida rasaken orang poenja goesar itoe, begitoe poen sang ajah poenja samoea perkatahan ada didenger olehnja seperti tida, hingga kaloe maoe ditilik dari sini, njatalah orang boleh lantas membenarken, bilah ada laen orang jang hendak membilang : Dalem sakedjap sadja doenia bisa robah orang poenja pikiran, dalem sakedjap sadja doenia bisa bikin orang masoek dalem penghidoepan baroe.

Sasampenja Ban-tjoan di roemah, ia katemoeken iboenja sedeng doedoek di pertengahan roemah dengen moeka asam.

Itoe prampoean satengah toewa, tatkalah dapet liat anaknja poelang, lantas berbangkit dari tempatnja berdoedoek, seraja berkata :