Halaman:Pembalesan Kedji.pdf/128

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 128 —

lon digosok ; habis kaloe boekan anak prawan apa namanja ?“

„Boekan, betoel-betoel dimana roemahnja ?“ tanja poelah Han-leng sekarang dengen soenggoe-soenggoe.

„Soeda betoel di bekas roemah kosong !“

„Kaloe begitoe kaga salah goea poenja kata.“

„Bagimana ?“

„Boleh djadi giginja belon digosok, tapi itoe kembang di Gang Togee soeda ada jang poenja; djangan nanti loe iseng-isengan tjari penggeboek !“

„Kaloe maoe bilangin, ngomonglah teroes-terang; kaloe engga maoe bilangin la soeda, djangan bitjara begitoe seperti orang gila,“ kata lagi Kai-siok.

Han-leng awasin sabentaran moekanja Ban-tjoan, kamoedian laloe berkata:

„Itoe kembang di Gang Togee tjek Kek-soen jang poenja, dari itoe djangan loe nanti gegaba maen iseng-isengan, Kai-siok, kaloe loe engga maoe djadi bertotakan sama kita poenja twako.“

Kai-siok berdiam samantara lamanja seperti orang kalelap pikiran.

Roepanja anak moeda itoe, jang ramboetnja soeda djadi nangnang, ada mirip sekali seperti orang tertjengang, hingga membikin sakalian temannja djadi tertawa. Djoega Mira, Doeritja dan Botan tida bisa tahan berkikikan.

Penghabisannja Kai-siok djoega djadi toeroet-toeroetan tertawa, kamoedian laloe ia berkata: