Lompat ke isi

Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

„Radja assalam”, untuk mendirikan „sjalôm” ini diantara kita. „Radja assalam” ini adalah perdamaian dan kesedjahteraan kita. Pada saat kedatanganNja, malaekat-malaekat bernjanji: „Sedjahtera diatas bumi!”

Akan tetapi kedatangan kesedjahteraan ini terdjadi dengan tjara jang sangat mengherankan dan tidak masuk akal. Djustru disana, dimana kesedjahteraan ini sedang mendjadi kekuasaan jang mengalahkan segala sesuatu, maka kita mendengar ratapan ibu-ibu di Baitlahim kehilangan anak-anaknja, jang dibunuh radja Herodes. Dan dimana kesedjahteraan itu, seperti air sungai jang meluap, jang menggenangi dan mengalahkan segala sesuatu — maka disana kita melihat tubuh jang hantjur dari Radja assalam” tergantung pada kaju salib. Djadi demikian tingginja sedjahtera Allah itu melebihi akal kita! (Pilipi 4 : 7). Marilah kita memandang kepada orang ini: Damai Dunia jang tidak berdaja, jang menderita, jang gagal; marilah kita nremandang kepada orang ini, jang tatkala kena nista, tiada membalas dengan nista, dan tatkala ia kena sengsara, tiada mengantjam, melainkan menjerahkan Dirinja kepada Dia, jang menghakimkan dengan adilnja (1 Petr. 2 : 23). Marilah kita memandang kepada-Nja — dan, djika setelah kita melihat itu semuanja, ambillah salah satu dari antara dua sikap, jaitu: mengedjek dan mentertawakan kesudahannja sesuatu angan-angan, atau dalam tubuh djasmani kita ini menjembah Allah, jang djustru dengan menderita ketidak-adilan menegakkan kembali keadilan, dan dengan keadilan ini menegakkan perdamaian dan kesedjahteraan.

Pengertian-pengertian sedjahtera, damai, pendamaian, pembalasan, penggantian, dalam Al-Kitab, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnja. Kesedjahteraan tidaklah dapat datang dengan tidak ada pembalasan jang adil. Kerugian harus diganti dan kerusakan harus diperbaiki. Hukum „mata ganti mata” dan „gigi ganti gigi” rupa-rupanja satu-satunja djalan untuk mewudjudkan kesedjahteraan. Akan tetapi djustru djalan inilah jang selalu membawa kepada keadaan jang tidak damai dan peperangan jang baru. Itulah sebabnja, maka kebanjakan perdjandjian-perdjandjian per¢amaian mengandung benih malapetaka jang baru dan peperangan itu tidak ada habis-habisnja. Sungguh suatu dilemma! Suatu impasse! Djadi disana tidak ada sedjahtera dengan tidak pembalasan. Akan tetapi djustru pembalasan itulah jang membangkitkan peperangan jang baru.

Circulus vitiosus ini hanja dihentikan oleh salib Kristus sadja.

23