Halaman:Pahlawan nasional Frans Kaisiepo.pdf/164

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

150

Tentulah saudara-saudara akan bertanja Bukankah Rakjat Irian Barat sudah Merdeka dalam lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia ? mengapa masih dipersoalkan lagi ?".

Namun saudara-saudara hendaknja mengerti bahwa Pemerintah Indonesia tidak menjangsikan kesetiaan saudara-saudara tetapi oleh karena terikat pada persetudjuan New York tersebut maka terpaksa harus melaksanakan, PEPERA ini di wilajahnja sendiri jaitu di Irian Barat.

Dan dalam Sidang inilah saudara-saudara dapat menundjukkan di hadapan wakil Sekjen PBB Tuan ORTIZ SANZ dan para Wartawan Dalam dan Luar Negeri serta kepada seluruh dunia akan keteguhan perdjuangan dan kesetiaan saudara-sudara para Anggota Dewan Musjawarah PEPERA Kabupaten Manukwari ini.

Saja sebagai orang tua dapat menghajati perdjuangan saudara-saudara sekalian Rakjat Irian Barat dalam merebut Kemerdekaan bersama-sama dengan saudara-saudara kita dari daerah lain Indonesia dari tangan pendjadjah, saja pernah bekerja didacrah Kabupaten Manokwari ini selama 2 tahun jaitu di Ransiki sehingga saja mengenal benar daerah ini dan djuga rakjat seluruhnja. Karenanja suka dan duka saudarasaudara djuga merupakan suka dan duka saja dan apa jang saudara-saudara tjita-tjitakan adalah djuga tjita-tjita saja.

Bukti-bukti tentang perajuangan Rakjat Irian Barat banjak sekali bahkan saja kira banjak diantara saudara-saudara jang sekarang ini duduk sebagai Anggota Dewan Musjawarah PEPERA telah ikut sendiri bersama-sama pemimpin-pemimpin Irian Barat lainnja dalam perdjuangan Kemerdekaan Indonesia jang hebat dan dahsjat itu.

Pemberontakan rakjat di Biak tanggal 14 Maret 1948 untuk melawan pendjadjahan dimana banjak korban telah djatuh, ada jang dihukum pendjara dibuang dan saja saksikan sendiri semua antjarnan dari pihak pendjadjah tidak mendjadikan rakjat takut.

Pernjataan bersatu dalam perdjuangan Kemerdekaan Indonesia oleh putra-putra Irian Birat pada tanggal 13- 14 Agustus 1945 di kampung Harapan Djajapura (dahulu bernama Kota NICA) mengingatkan saja betapa bergeloranja semangat djuang rakjat dari Merauke sampai Sabang.