pendalaman pasar obligasi negara. Selain itu, kebijakan fiskal tahun 2022 juga diarahkan untuk memberikan fondasi yang kokoh untuk konsolidasi fiskal menuju ke defisit maksimal 3% terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2023.
Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya hormati,
Pada tahun 2022, Pemerintah merencanakan kebijakan fiskal yang tetap ekspansif guna mendukung percepatan pemulihan sosial-ekonomi, namun juga konsolidatif untuk menyehatkan APBN dengan penguatan reformasi struktural.
Karena itu, Pemerintah menyampaikan enam
fokus utama dalam kebijakan APBN 2022: Pertama,
melanjutkan upaya pengendalian Covid-19 dengan
tetap memprioritaskan sektor kesehatan. Kedua,
menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial
bagi masyarakat miskin dan rentan. Ketiga, memperkuat
agenda peningkatan SDM yang unggul, berintegritas,
dan berdaya saing. Keempat, melanjutkan pembangunan
infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi
teknologi. Kelima, penguatan desentralisasi fiskal untuk
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan antardaerah.
Keenam, melanjutkan reformasi penganggaran dengan
menerapkan zero-based budgeting untuk mendorong
agar belanja lebih efisien, memperkuat sinergi pusat dan
daerah, fokus terhadap program prioritas dan berbasis
hasil, serta antisipatif terhadap kondisi ketidakpastian.
INDONESIA TANGGUH INDONESIA TUMBUH|7