Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

romantisisme dalam cerita dan keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Novel Negara Kelima, menurut penulis, mengadung puji-pujian dan sanjungan terhadap kejayaan masa lalu. Kekaguman, rasa hormat, dan pujian yang disampaikan pengarang dalam cerita jelas-jelas ditujukan kepada kejayaan nusantara dulunya. Kekecewaannya terhadap kondisi negara saat ini mendorong pengarang untuk mengetengahkan mitos dan fakta mengenai nusantara dulunya. Selain itu, di antara gaya romantis yang dihadirkan, pengarang juga tidak dapat melepaskan diri dari unsur narsis yang mungkin ada dalam dirinya dan mempengaruhi pengarang dalam melahirkan karyanya.

Kekecewaan terhadap kondisi negara menghadirkan perasaan tersisih dalam diri manusia Indonesia. Perasaan itu, akhirnya, berdampak terhadap kesetiaan mereka kepada negara. Keinginan untuk lepas dari negara kesatuan Indonesia dan membentuk negara baru merupakan keinginan yang didasari oleh ketertindasan yang dirasakan oleh sebagian orang Indonesia. Padahal, mereka adalah orang-orang hebat. Mengapa mereka harus terpinggirkan, termarginalkan. Isu mengganti kata Indonesia dengan nusantara adalah bentuk ketidakpuasan tersebut. Istilah nusantara lebih tepat untuk mewakili kehebatan negeri ini dan orang-orangnya. Selain itu, kata nusantara tidak hanya akan mewakili sekelompok orang.

Raganya Indonesia

Tetapi jiwanya tidak lagi nusantara

Satu kelompok berkuasa

Sisanya pengaya saja

24