setelah Pangeran macan putih mengamuk dan prajurit Blega yang semula tidak siap menemukan senjata mereka. pertempuran menjadi imbang bahkan berpihak pada tentara Kerajaan Blega.
Pangeran Sidhing Gill yang kelelahan karena langsung bertarung setelah seharian melakukan perjalanan akhirnya memilih untuk mundur. Ia merasa sepertinya pertempuran sudah tidak bisa dilanjutkan lagi karena meskipun tentara Blega tidak siap, tetapi mereka sangat dibantu oleh pengenalan lokasi pertempuran. Selain itu, pada akhirnya semua kesatria Kerajaan Blega terutama Kiai Panombak mampu membuat prajurit Arosbaya melarikan diri. Sepertinya sudah tidak ada lagi harapan bagi Pangeran Sidhing Gili untuk menang. Ia pun akhirnya melarikan diri. Ia melarikan diri ke utara Sampang ke sebuah pulau kecil yang keniudian diberi nama sesuai namanya yaitu Ghili Mandangin
Kekalahan tentara Arosbaya yang kedua kalinya dari tentara Blega padahal tentara Arosbaya telah dipimpin kakaknya sendiri, menyebabkan Pangeran Tengah menjadi lebih berhati-hati. Kekalahan ini juga memberikan gambaran akan perbedaan kualitas tentara keduanya.
Setelah kejadian tersebut Pangeran Tengah mengajak gencatan senjata. Ia sadar, jika pertikaian dilanjutkan, bisa jadi tentara Blega akan digerakkan oleh Pangeran Blega untuk menyerang Arosbaya. Ia sebenarnya tidak takut pada tentara Blega. Ia hanya merasa jerih harus menghadapi Pangeran Macan Putih yang sakti. Selama Pangeran Macan Putih masih hidup dan berpihak pada Blega, ia merasa sukar baginya untuk menang.
Ia lantas berpikir untuk melenyapkan Pangeran Macan Putih. Segala cara ia pikirkan tapi selalu ia merasa tidak puas sampai kemudian ia mendapat ilham yang membuatnya bahagia. Dikirimnya baju hadiah kebesaran Raja Arosbaya yang telah ia bubuhi racun sebagai tanda damai kepada adiknya. Ia mengirim baju itu sebenarnya tidak ditujukan untuk membunuh adiknya tetapi untuk menyingkirkan Pangeran Macan Putih. Ia yakin, adiknya itu pasti akan
82