Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/45

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

teringat bahwa hari telah berganti dan waktu itu adalah hari keenam tugasnya. Ia pun memilih melarikan diri. Untung saja, sang Macan tidak mengejarnya.

Tersisa waktu sehari menyebabkan dirinya terburu-buru dan tersandung beberapa kali. Di tengah perjalanan, Buto Ijo mengalami kelelahan. Untuk mengurangi bebannya mengangkat batu, ia lantas mencabut pohon Kelor yang berdiri tegak, paling tinggi dan paling besar di sekitar tempat tersebut untuk dijadikan pikulan. Pohon tersebut dianggap oleh orang sekitar sebagai salah satu pohon surga dikarenakan pohon tersebut memiliki kelebihan, yaitu kuat dan selalu berdiri tegak. Batu itu pun ia ikatkan di batang pohon Kelor dan ia pikul batang itu dipundaknya. Dengan pohon dan batu itu ada dipundaknya, ia lantas berlari dengan cepat. Masih ada waktu sehari pikirnya.

Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Ketika ia berlari, ia mendapati di depannya ada sebuah bukit karang yang merintangi perjalanannya. Bukit itu ada di sekitar perbatasan antara daerah yang kita kenal sekarang dengan nama Kecamatan Socah dan Kamal. Iapun melompati bukit itu. Ternyata, bukit itu bersebelahan dengan makam yang kita kenal sekarang sekarang dengan Makam Cempah. Konon tempat tersebut dikenal masyarakat sekitar mempunyai kekuatan ghaib yang memiliki daya seperti magnet. Daya magnet ini menyebabkan batu yang digendong Buto Ijo menjadi bertambah berat dan karenanya, pohon kelor itu tidak sanggup lagi menahan berat dari batu tersebut.

Ketika ia melompat melewati rintangan itu, pohon Kelor yang ia gunakan untuk mengangkut batu patah, dan bersamaan dengan itu, batu mustika itu meluncur dengan keras ke tanah dan membentur karang. Batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. Satu bagian jatuh di daerah yang dikenal sebagai Gunung Lumut Jaddih yang ada di Kecamatan Socah, sedangkan satu bagian lagi jatuh di sebuah bukit yang lokasinya sekarang kita kenal sebagai di Desa Pendabah, Kecamatan Kamal. Lokasi yang kedua ini dekat dengan tempat pendaratan Buto Ijo ketika melompat.

29