Lompat ke isi

Halaman:Mortéka dâri Madhurâ Antologi Cerita Rakyat Madura (Edisi Kabupaten Bangkalan).pdf/122

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

ususnya keluar, namun, ia tetap gigih bertempur hingga akhimya gugur karena kehabisan darah. Penghulu Bagandan juga gugur di pertempuran itu. Kemenangan menjadi milik kubu Ke Lesap. Kemenangan itu juga mengukuhkan kekuasaan Ke Lesap di wilayah Pamekasan.

Setelah meraih kemenangan gemilang di Pamekasan, otomatis kini tinggal Madura Barat saja yang belum Ke Lesap taklukkan. Ke sana pula Ke Lesap melanjutkan pemberontakannya. Ke Lesap terus menuju ke Madura Barat melewati Sampang dan bertemu dengan tentara penghadang dari Pangeran Cakraningrat V di sebuah daerah yang sekarang kita kenal sebagai Patemon (tempat pertemuan). Di tempat itu, Ke Lesap berhasil memukul mundur pasukan Madura Barat Pasukan Ke Lesap berjibaku dengan pasukan Pangeran Cakraningrat V. Berhari-hari peperangan itu berlangsung, kedua pasukan tak jua berhenti berperang. Patemon kelak akan menjadi sebuah desa yang cukup ramai dengan nama yang sama yaitu Desa Patemon.

Di tengah peperangan, Pangeran Cakraningrat V mendapat bantuan pasukan dari kubu Belanda. Jadilah pertempuran semakin sengit Ke Lesap yang tidak menduga akan menghadapi lawan yang berlipat ganda menjadi semakin beringas. Senjata saktinya pun ia kerahkan sekuat tenaga. Kodhi crancang miliknya melesat mencari mangsa. Golok itu berputar-putar menebas tubuh serdadu-serdadu Belanda. Pangeran Cakraningrat V menyadari kekuatan Ke Lesap. Ia melihat pasukannya semakin terdesak pun juga pihak Belanda. Ia lalu memerintahkan para prajuritnya mundur. Mereka lalu bersembunyi di sebuah wilayah tempat Demang Melojo berada. Wilayah ini kelak akan menjadi sebuah desa yang bemama Mlajah yang berasal dari dua kata yaitu kata mlayu (lari/kabur) dan melojo yaitu nama demang penguasa tempat itu.

Melihat para pasukan Cakraningrat V mundur, Ke Lesap yang menyadari bahwa pasukannya tampak kelelahan, lantas menahan pasukannya untuk tidak bertindak lebih jauh masuk ke Madura Barat Ia dan pasukannya kemudian pergi ke Desa Tonjung dan beristirahat di sana.

106