Cerita rakyat klasik adalah cerita rakyat pendahulu yang membangun lapis awal dari mozaik cerita rakyat. Cerita rakyat yang berada di lapis ini memberi pondasi pada penamaan penamaan mula-mula daerah yang ada di Kabupaten Bangkalan. Cerita rakyat ini adalah cerita rakyat tentang asal muasal Madura yang melibatkan tokoh Bendoro Gung, Pangeran Segoro, dan Ki Poleng.
Cerita rakyat neoklasik adalah cerita rakyat yang mengisi mozaik cerita rakyat yang kosong serta daerah-daerah tak bernama selepas era lapis yang diisi oleh Bendoro Gung, Pangeran Segoro, dan Ki Poleng. Lapis ke dua ini berisi keseluruhan cerita rakyat Jokotole yang melibatkan tokoh Jokotole sendiri, Potre Koneng, Dewi Retnadi, Adipoday, Adirasa, Joko Wedi dan Empu Kelleng, serta cerita rakyat pertempuran Jokotole dengan Sam Po Tua Lang. Adapun judul-judul cerita rakyat yang masuk dalam lapis ini adalah: Asal usul Socah, Asal usul Desa Telang, Asal usul kenapa orang Madura makan jagung, Asal usul Karang Anyar Kwanyar, dan Asal usul Bancaran Bangkalan.
Mozaik cerita rakyat selanjutnya dibentuk oleh lapis yang berisikan cerita rakyat pada zaman tengah, yang kebanyakan informan menyebutnya bersetting pada zaman sebelum hingga penjajahan Belanda lama (ketika masuk ke nusantara dalam bentuk kamar dagang VOC). Cerita rakyat ini melibatkan tokoh-tokoh seperti Tong Sari, Kiai Sulaiman, H. Hadhori, Raja Arosbaya, R Abdul Wahid Trunokusumo, Pangeran Macan Putih, Pangeran Pragalba serta Raden Adipati Pratanu dan Syarifah Ambami. Adapun judul-judul cerita rakyat yang berada dalam lapis ini adalah, Cerita rakyat Bhuju Tong sari Klampis, Bilapoh dari Klampis, Asal usul Kampung Beruk Lajhing, Asal usul Klampis, Cerita
X