Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

82

Doea sobat.

Soleiman jang djoega ada tinggal doedoek diam, tiada banjak bitjara.
 Imam Raschid bangoen berdiri dan kasi taoe ia maoe bitjara oeroesan familie sama kaponakannja. Kamoedian ia kaloear dari pertengahan roema, diikoet oleh Soleiman, sedeng Mohamed Ali tinggal doedoek saorang diri dengen merasa koerang senang, sebab ia tiada ditrima dengen pantes, sebagimana biasanja orang Toerki trima tetamoe.
 Imam Reschid jang berdjalan kaloear, sigra pe­gang tangannja Soleiman bei dan berkata begini:
 „Mengapakah kau adjak itoe officier kemari?"
 „Sebab saja maoe kasi taoe padanja segala resia kita orang," menjaoet Soleiman, „ia ada gaga, brani pinter dan mempoenjai banjak senderan jang tegoe, maka perloe kita orang dapet ia poenja bantoean dalem oeroesan kita poenja Nabi jang soetji."
 „Kita orang tiada bisa pake itoe anak moeda jang lebi soeka toeroet atoeran orang kafir," kata lagi itoe imam, jang kira Mohamed Ali ada sa­orang Toerki toelen. „Kita orang tiada bisa boeka resia kita padanja."
 „Allah akbar!" menjaoet Soleiman.
 „Itoe semoea boea soeda mateng dan ada waktoenja aken dipetik," kata poela imam Reschid.
 „Hatikoe jang panas boleh mendjadi sedikit dingin. Kau soeda dateng pada waktoe jang bener. Sobat sobat dari pegoenoengan soeda berkoempoel dan kita orang moesti berdjoempa padanja aken oeroes segala hal jang perloe."