Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pengidoepan di Prilip 63


menoeroet permintaannja segala oelama dan imam-imam, ia dapet hoekoeman mati, dan satelah ternjata ia tiada berdosa seperti didakwa, adalah anggota-anggota kaoem toea dapet kwasa besar di kraton, hingga pembesar kaoem moeda kapaksa bermoehoen lepas dari djabatannja, Hal inilah Soeda bikin hatinja Ali pacha lebi sakit, sebab Ali pacha adi saorang hati poeti bersi dan setia betoel pada Sultan, sabole bole ia maoe bikin karadjaan Toerki mendjadi madjoe dalem segala Perkara jang berfaeda, tapi orang-orang Toerki kaoem toea senantiasa soeka pake atoeran dan adat lembaga doeloekaia, dengan paksa iaorang maoe pidjit segala kaoem raja dan soeda mengantjem dengen boeka swara besar pada segala bangsa Euoropa, sebegimana doeloe Toerki soeda dapet nama terpoedji, tapi sekarang sebab keadaan negri Toerki djadi moendoer, persobatan antara Sultan Toerki dan Radja-radja Europa poen mendjadi lebi renggang.
 Soeda lama Ali pacha doedoek berpikir saorang diri, brangkali djoega ia soeda poeles sabentar, tetapi tiba-tiba ja bangoen dengan terkedjoet, kerna mendenger swara tindakan orang jang Menghampirken padanja. Dengen kelakoean gaga tjakep, sambil pegang gagang pedang Mohamed dan Ali hampirken ajahnja jang telah bagoen meliat dandannannja ini anak poengoet.
 ,,Assalam alaikoem, toecan jang moelia,” kata Mohamed Ali dan dateng lebi deket pada itoe