Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/29

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pendapetan pertama di kapal „Adler"

27

 — „Apa kau blon perna meliat orang Toerki jang toelen ? "

 —„Itoe perkara kita orang nanti bitjaraken di laen hari. Sekarang kau moesti adjar mendjait di tiang kapal, moesti bikin bersi kapal, pasang tali, rawatin kapitein dan djoeroemoedi dan oeroes pakean kau sendiri."

 „Baek," menjacet Julius sambil tarik napas, sebab ia pikir, dari itoe pakerdja'an-pakerdja'an tentoe ia dapat poekoel kombali dengen tali koelit.

 — „Kau djangan tarik napas, Joe ; pelahan-pelahan kau nanti bisa mengarti itoe semoea pakerdja'an. Paling perloe kau bekerdja dengen ati-ati.. Saja poenja nan;a Bauer. Saja nanti kasi adjaraa dengen pelahan. Sabar sadja! "

 —„Saja nanti toeroet segala adjaran, asal sadja saja tiada diseksa," kata Julius, sambil pegang tangannja Bauer. „Saja soeka sekali tinggal di kapal dan di laoetan, tapi djika saja dilabrak seperti baroesan, saja nanti bosen tinggal di ini tempat."

 „Baek," kata Bauer. „Saja nanti liat, begimana saja moesti bekerdja dengen kau. Lebi doeloe: saja maoe adjar kau pandjet tiang."

 Bauer bangoen berdiri dan pergi ka laen tempat di atas dek. Julius merasa girang bisa dapet satoe goeroe jang berlakoe manis padanja. Tiada lama Bauer balik kombali dengen bawa brendi jang dikasi Julius minoem. Julius ampir menangis, sebab ia tiada biasa minoem minoeman keras.