Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/173

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Katjinta'an ada lebi menang dari paksa'an.

171


 — „ja, saja nanti toeroet, sebab saja pertjaja betoel bitjara kau.

„Allah melindoengken pada kau, bidadari jang moelia," kata Chefket dengen girang dan tjioem tangannja Mrika dan ditekan pada hatinja. „Se­karang slamet tinggal ! Saja harep laen hari, kaloe soeda terlepas dari segala bahaja, saja nanti bisa ambil kau aken dibawa poelang sebagi istrikoe jang ditjinta. Tetapi sekarang saja maoe minta ini andjing ketjil."

 — „Perloe apakah kau maoe minta ini bina­tang ?'

 — „Saja moesti pake daranja ini andjing aken bikin bodo pada imam Raschid jang doerhaka. Djangan berbanta, djiwakoe jang manis. Saja sendiri tiada bisa dan tiada maoe boenoe pada kau; tapi sendjata dan tangankoe moesti ada tanda dara boeat tipoe pada itoe imam, soepaja ini bangsat toea tiada nanti prenta laen orang, jang tentoe tiada nanti kasi ampoen lagi pada angkau."

 „Allah !" menjeboet poela nona Mrika, seraja ia angsoerken tangannja pada Chefket dan berdjalan kaloear dari roema kebon, dengen kasi tinggal ia poenja andjing ketjil.

 Sakoetika lamanja Chefket tinggal berdiri bengong awasin pada Mrika jang menoedjoe ka gedong dan tiada lama tiada keliatan lagi. Ha­tinja Chefket ada berdebar-debar, koepingnja djadi pengang, sebagi djoega ia baroe dioedak oleh iblis. Sekarang ia dapet toeloeng pada Mrika