Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/166

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

164

Paman dan kaponakan.


 Dalem satoe kaik jang liwat di soengi Bosporus di bawa poehoen-poehoen ada doedoek Ciiefket effendi dengen soesa liati. Saben-saben tangannja jang kanan ada pegang pedang pendek jang disemboeniken di dalem badjoenja, dan ma­nakala ia pegang ini sendjata, hatinja mendjadi semingkin tiada enak.

 Chefket ada saorang moeda jang soeka plesir, seperti orang-orang moeda di Weenen dan Parijs, tetapi ia tiada tega memboenoe saorang jang tiada bersala satoe apa. Ini orang moeda djadi gemeter, apabila ia inget perboeatan kedjem jang ia moesti djalanken. Dalem hatinja ia koetoek pada imam Reschid jang ia sanget bentji, tjoema ia takoet resianja nanti diboeka pada ia poenja ajah, Soleiman pacha jang amat bengis. Chefket pikir, apa tiada baek ia boeang diri di dalem soengi, soepaja tiada oesa aniaja djiwanja orangorang jang tiada berdosa, tapi sabentar lagi pikirannja beroba dan ia inget, ia masi moeda dan masi maoe idoep lama.

 Sambil tarik napas ia memandang pada gedongnja Mohamed Ali pacha.

 Doea toekang praoe tiada berdajoeng lagi. Kaiknja brenti di pinggir soengi. Sekarang ada dateng waktoe boeat Chefket djalanken prentanja imam Reschid!

 Dengen gemeter ini orang moeda memandang ka soengi dan ka darat, di mana ada sanget sepi. Sigra djoega ia naek ka darat dan lompat di