Halaman:Mohamed Ali Pacha.pdf/119

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Moelain bermoesoe.

117


 Seperti hewan jang maoe dipotong, soldadoe soldadoe bashi bozouk dibawa mengadep pada generaal Rifaat pacha, dipisa dari orang orang Prilip, jang tiada dilakoeken begitoe kras. Ini pacha soeda djadi mara besar, sebab itoe soldadoe maoe menjerang orang-orang tani jang tiada berdosa; diapit oleh doea officier ia memandang dengen bengis pada itoe orang orang tawanan. Lebi mara lagi ini pacha soeda djadi setelah ia liat Soleiman dan Mahmoud djoega tjampoer dalem ini peroesoehan.
 „Angkau ada orang doerhaka dan koerang trima,” kata itoe generaal sambil gigit bibir. „Pamerenta kita maoe oendjoek pada Radja radja besar, begimana karadja‘an Toerki soeka kasi hak sama rata pada sekalian bangsa dan kaoem jang mendjadi rahajatnja. Angkau berdoea jang dapet gadji dari Baginda Sultan, aken djaga kasantausa‘an dan kasadjatra‘an negri, soeda melanggar atoeran orang peprangan dan pake soldadoe soldadoe kau boeat perkara chianat. Akoe nanti kirim kau ka Monastir, di mana seraskier (mantri prang) dan Baginda Sultan nanti kasi poetoesan begimana hoekoeman jang pantes boeat kau berdoea.”
 „Kaloe begitoe, Reouf pacha dan imam Reschid poen moesti ditangkep dan dikirim ka Stamboel, generaal,” kata Soleiman bei dengen tersenjoem dan tiada sedikit merasa takoet atas perboeatannja.
 „Reouf pacha?” menanja Rifaat pacha dengen heran dan merasa kaget, kerna Reouf pacha ada