Halaman:Menjelang Alam Pancasila.pdf/50

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Mau tidak mau siapapun jang tiada berpegangan pada suatu dasar jang sangat berlainan dengan sifat kedua-dua blok ini, tjepat atau lambat, akan masuk kedalam suatu perangkap sehingga achirnja akan menderita kerusakan, kemiskinan, dan keruntuhan baik lahir maupun bathin.

 Melihat keadaan jang timbul pada dewasa ini, maka dunia rupa²nja akan mengalami pembakaran jang maha heibat.

 Fillips Vergas didalam bukunja H. G. Wells jang bertitel „De Wereld in Wording” telah meramalkan, bahwa dunia akan mengalami peperangan jang mengerikan selama 10 tahun, peperangan mana achirnja akan bubar dengan sendirinja karena berdjangkitnja „microben aanval” atau „wabah” jang sangat berbahaja. Dalam pada itu dikatakan, bahwa orang tidak sempat lagi berperang melainkan berusaha untuk menolak penjakit berbahaja jg. menular itu. Sebagian daripada ramalan inipun telah datang pada kenjataannja jaitu, bahwa mulai kurang lebih tahun 1941 meletuslah perang dunia ke II. Meskipun pada tahun 1945 perang tersebut dengan resmi telah selesai akan tetapi apinja sampai sekarang masih mendjilat² kesegala djurusan untuk mendjadi padam sesudah mentjapai puntjak pembakarannja nanti.

 Sang Djojobojo djuga meramalkan, bahwa kiamat-kobra atau kerusakan² jang maha besar didunia akan terdjadi dalam waktu sebelas tahun. Sebagian daripada ramalan inipun sudah sampai pada kenjataannja. Setiap machluk kini dapatlah menjaksikan, bahwa dunia pada dewasa ini beradalah dalam „zaman kijamat kobra” sedjak meletusnja Perang Dunia ke II. Kur'an djuga meramalkan, bahwa dunia akan mengalami chiamat apabila bangsa Jahudi sudah mulai bertengkar tentang sesuatu barang. Sekarang djuga bangsa Jahudi sudah mulai berebut tanah air dengan bangsa Arab serta berebut „emas” dengan lain² bangsa.

 Seorang bangsa India berumur lebih dari 100 tahun dan kini berdiam dibenua Australia djuga menerangkan bahwa ia, sesudah

49