Halaman:Medan Bahasa 1956.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

A. Perdanakoesoemah

Paramasastra Bahasa Sunda

(Sambungan).

§.11.KATADJADIAN.

(kětjaprundajan).

Kětjaprundajan ialah kětjap jang telah mendapat rarangken (imbuhan) : rarangken di hareup (awalan) , rarangken di tengah (sisipan) dan rarangken di tukang (achiran.)

Rarangken di hareup atau awalan jang terdapat dalam bahasa Sunda ialah : m, n, nj. ng, di, ka, ti, pa, silih, pada, barang, ba, njang, si, pi, sa, para, pri, pěr (pra), ting, pang, mang.

Keempat awalan jang pertama (m, n, nj, ng), dinamai aksarairung (hurufhidung).

Awalan ting, pang dan mang dipakainja selalu bersama-sama dengan rarangken lain (sisipan at. achiran). Pada tempatnja nanti hal ini akan dibitjarakan lagi.

Rarangken di tengah ialah : ar, al, um, in. Rarangken di tukang ialah : na, an, eun, keun, ing.

Didjaman dulu rupanja banjak lagi terdapat rarangken-rarangken (terutama awalan) dalam bahasa Sunda. Rarangken² itu masih banjak terdapat pada kata-kata jang sekarang sudah dipandang sebagai kataasal sadja. Misalnja pada kata- kata asup, mabra, měgar (masuk, terangbenderang, menetas) kita melihat awalan-awalan: a, ma, mě. Disamping sisipan ar dar al pada djaman dulu agaknja ada djuga sisipan ir, er, or, ur, ĕr, eur , dan il, el, ul; ěl, eul. Sisipan² itu dapat kita lihat misalnja pada kata-kata : 1.siraru 2. djerenges, 3.surabi, 4. gurame, 5. běrěnjit , 6.peureundeuj; 7. bilatung, 8, tjelembeng, 9. bolenang, 10.tulale , 11.pělěkik , 12. tjeuleupeung (1. laron, 2. mudah menangis, 3. surabi , 4. gurami , 5. ikan ketjil2, 6. gerak bibir mata misalnja djika tiba-tiba kena sinar lampu ; 7. ulat ketjil-ketjil misalnja anak lalat, 8. tjeréwét, 9. gundul sama sekali, 10. belalai , 11. angkuh, 12. setengah gila).

Lain daripada itu masih banjak lagi agaknja sisipan-sisipan dari djaman dulu jang tersembunji pada beberapa kata-kata jang sekarang dipandang sebagai kataasal , misalnja pada kata someah, tjodekah (peramah , kelakuan jang bukan-bukan).

Disitu mungkin ada tersembunji sisipan om dan od. Achiranpun, selain dari jang lima tadi, ada kadang-kadang terdjumpa achiran a, misalnja pada kata mugia (semɔga). Dipakainja kata mugia biasanja hanja dalam kalimat jang maksudnja mendoakan tidak baik kepada seseorang, misalnja:

17