— 47 —
jang ada mempoenjai berdjoeasi boemipoetera. Kerdja-bersama jang djoedjoer dengan golongan pendjadjah Belanda diloear atau didalam Dewan Rakjat, adalah pengchianat terhadap Rakjat Indonesia.
Tidak dimaksoed bahwa kita selamanja membelakangi Dewan Rakjat. Sebaliknja, bila besok atau loesa kita dapat kesempatan dengan djalan pemilihan jang langsoeng mendoedoeki Dewan Rakjat, kewadjiban kitalah memasoekinja. Soenggoeh kita berboeat keliroe dan penakoet, bila tidak bertindak begitoe. Tetapi beloem semenit djoega, kita bermaksoed maoe bekerdja bersama didalam Dewan Rakjat dengan perampok goela, pentjoeri minjak dan penjamoen getah! Kita terpaksa memasoekinja akan menentang melakoekan aksi opposisi dan menambah keberanian, dan memetjahkan topeng dan kita pergoenakan Dewan Rakjat sebagai „Pengadilan Rakjat” dan merintangi tindakan pemerintah dari dalam. Dengan berboeat demikian dapat kita sekedarnja mendidik rakjat jang ta' boleh menoeliskan dan menjeboetkan politik diloear Dewan Rakjat itoe.
Mempergoenakan tjara jang sangat bertentangan dengan jang terseboet diatas, kita anggap satoe kebodohan poela, jang lebih banjak meroegikan oesaha kemerdekaan seperti jang dipikir-pikirkan oleh kebanjakan bangsa kita. Selama orang pertjaja bahwa kemerdekaan akan ter tjapai dengan djalan. „Putch” atau „anarchisme” hanjalah impian seorang jang lagi demam. Dan mengembangkan kepertjaan itoe diantara rakjat satoe perboeatan jang menjesatkan, disengadja atau tidak.
„Putch" itoe satoe aksi segerombolan ketjil jang bergerak diam diam dan ta' berhoeboengan dengan Rakjat banjak. Gerombolan itoe biasa nja memboeat rantjangan menoeroet kemaoean dan ketjakapan sendiri dengan tidak memperdoelikan perasaan dan kesanggoepan massa. Ia sekonjong-konjong keloear dari goeanja dengan tidak memperhitoengkan lebih doeloe, apakah sa'at oentoek bermassa-aksi soedah matang atau beloem. Dia menjangka, bahwa sekalian lamoennja tentang massa benar sama sekali. Dia loepa atau ta' maoe tahoe, bahwa massa hanja dengan bertoeroet-toeroet dapat ditarik keaksi politik jg. keras (setjara modern!) dan pada waktoe sengsara serta penoeh reaksi jang membabi boeta „Toekang-toekang putch” loepa, bahwa sa'at revoloesi, ja'ni apabila massa aksi beroebah mendjadi pemberontakan bersendjata ta' dapat ditentcekan „berboelan-boelan” lebih doeloe, sebagaimana jang biasa dilakoekan oleh seorang „toekang-tenoeng”. „Revoloesi timboel dengan sendirinja sebagai hasil dari berbagai-bagai keadaan”. Bila (toekang-toekang putch pada waktoe jang telah ditentoekan oleh mereka sendiri, keloear tiba2 (seperti Herr Kapp toekang putch jang termasjhoer itoe), massa tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka. Boekan karena massa bodoh atau tidak memperhatikan, tetapi karena „massa hanja berdjoeang oentoek keboetoehan jang terdekat dan menoeroet djalan kepentingan ekononi.
Tiada satoe kemenangan politik hingga sekarang diperoleh oleh massa (boekan oleh segerombolan militer!) djika tidak dengan aksi ekonomi dan politik! Kerapkali pada awalnja dilaloei orang djalan jang sah! karena toekang2 putch dengan keloear dari djalan jang sah tiba2 memakai kekerasan sendjata menggempoer pemerintah 99 dari 100 kedjadian mereka ditinggalkan oleh massa, sebab mereka dari bermoela soedah me-