— 11 —
Bila bandarnja mempoenjai indoestri dan perdagangan nasional jang koeat, nistjaja Djawa akan mengalami satoe revoloesi sosial jang dibangkitkan, dipetjahkan dan dipimpin oleh tenaga-tenaga nasional seperti terdjadi di Eropah Barat, djadi revoloesi boerdjoeis terhadap feodalis.
Tetapi Djawa sesoenggoehnja dikoengkoeng oleh ramalan Empoe Sedah : „orang asing akan memimpin ".
Seorang ketoeroenan Hindoe bernama Malik Ibrahim pada tahoen 1419 dengan membawa agama jang beloem dikenal orang dipoelau Djawa. datang di Geresik jang ketika toe pendoedoeknja banjak orang asing. Dengan tjepat ia memperoleh pengikoet. Djadi boleh dikatakan kedatangannja ketika itoe dengan membawa agama Islam boemipoetera bagaikan beroleh „doerian roentoeh”, karena ketika itoe sedang berapi-api pertentangan pendoedoek pesisir dengan iboe kota..
Keadaan bertambah koesoet, dan pada achirnja sampai kepoentjaknja, penjerangan terhadap radja-radja jang dipimpin oleh seorang Tionghoa-Djawa, bernama Raden Patah, sehingga perboeatannja (Raden Patah) menghantjoerkan keradjaan jang ada. Hal itoe menoendjoekkan lagi. bahwa seorang asing, dengan membawa faham baroe (agama Islam) dan oentoek mempertahankan kedoedoekan saudagar-saudagar asing di pesisir itoe, berhasil mendjatoehkan keradjaan bangsawan setengah Hindoe. Keradjaan Demak berdiri dengan kemasjhoerannja! Tetapi achirnja terpetjah belah oleh perang saudagar jang dinjala-njalakan oleh orang asing jang tjerdik djahat.
Djipang bermoesoehan dengan Padjang, Demak dengan Mataram. Semoea perang saudara ini besar atau ketjil, oentoek kepentingan bangsa asing, dalam waktoe singkat berachir dengan kemenangan seorang Tionghoa-Djawa bernama Mas Garendi.
(5) Taroenadjaja.
Sebagai dikeradjaan Roma dan Tiongkok, goendoekan pengendali pemerintahan jang tidak mentjotjoki kebenaran diiboe kota disapoe oleh kekoeatan baroe dari daerah; demikianlah darah keradjaan Mataram akan dibersihkan dan dikoeatkan oleh Troenadjaja serta kawan-kawannja.
Seorang poetera Indonesia datang dari Makasar jang mengatahoei djiwa (psychlogie) rakjat Djawa mendapat pengikoet jang besar, serta berhasil mengalahkan radja Mataram jang keloear dari garis kebenaran itoe, Poelau Djawa choesoesnja dan Indonesia oemoemnja akan mempoenjai riwajat lain bila tidak datang satoe kekoeasaan baroe dipoelau Djawa. Ramalan Empoe Sedah jang lain sekarang seakan-akan berboekti. „Pemerintahan bangsa asing, jaitoe kerbau poetih jang bermata seperti mata koetjing" (kebo boele siwer matane).
Dengan datangnja kekoeasaan Belanda lenjaplah segala sesoeatoe jang meroepai kemerdekaan. Pengaroeh bangsa asing dan pertjampoeran darah dengan bangsa Asia lain2, menjebabkan gentjetan jang seboeas2nja. Sekalian hak-hak ekonomi dan politik „ditelan” bangsa itoe (Belanda) dengan kekerasan dan ketjoerangan seperti jang beloem pernah dikenal oleh bangsa Indonesia! Pemerasan jang serendah-rendahnja (kebiadaban) serta kelaliman mendjadi kebiasaan setiap hari!.