Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 01.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„Kasihan nasibmu, nak _ _ _” kata pengemis tua itu dengan suara terharu. „Memang sering terdjadi kalau seorang ajah telah menikah dengan wanita lain, tentu anakuja sendiri tidak akan disajanginja lagi seperti waktu-waktu jang sudah ini mungkin djuga disebabkan oleh hasutan-hasutan dari sang ibu tiri itu! Sudahlah kau tidak usah bersedih, manusia akan bisa hidup dimana sadja, tidak perlu kau takut untuk hidup berseorang diri, karena akupun bersedia untuk menjajangi dan menganggap kau sebagai anakku sendiri!”

Mendengar perkataan si pengemis. Ho Ho djadi terharu sekali. Sampai botjah ini tidak bisa menahan menitiknja butir-butir air matanja. Tjepat-tjepat Ho Ho berlutut didekat tubuh si pengemis tua jang masih rebah lemah itu.

„Terima kasih Lopeh _ _ _.” kata Ho Ho dengan air mata jang menitik, karena dia terharu sekali bahwa ada orang lain jang baru dikenalnja telah mau menjajangi dan memperlakukan dirinja dengan begitu penuh kasih sajang, sedangkan ajahnja sendiri sadja jang sudah menikah dengan ibu tirinja, tidak pernah memperlakukan dirinja begitu lembut.

Pengemis tua itu mengelus-elus rambut Ho Ho, dia menghela napas.

16

L.M.Arwah-1.