Halaman:Landru.pdf/184

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

BAGIAN KA XIV.

Landru djato tjinta.

———

Dari perhoeboegannja Landru sama nona Fernande Segret orang nanti dapet kanjataän jang ini bandot kolot soeda djato tjinta pada itoe nona tjantik.

Apa jang ia soeda berboeat pada ini nona, sasoenggoenja ada perkara jang ia belon perna berboeat dalem pengidoepannja, Sekali poen soeda mempoenja ini goela-goela jang manis, tida oeroeng Landru tjari dan bikin perhoeboengan dengen bebrapa prampocan laen, jang dengen roepa-roepa kadjoestaän, boedjoekan dan penipoean, itoe prampoean-prampoean jang sama sekali tida mempoenjai dosa padanja, ia djadiken korban.

Dari ia poenja perboeatan-perboeatan itoe, ternjata jang Landru ada satoe pendjahat paling bandel. Semingkin politie tida bisa tangkep padanja, semingkin ia pandang renda pada itoe hamba-hamba wet, semingkin gampang ia dapetken korban, semingkin giat ia lakoeken berbagi-bagi pemboenoehan jang datengken hasil padanja. Dengen. tida kwatirken satoe apa sekarang Landru soeda dateng kombali ka Parijs, sewa satoe roemah dan piara lagi djenggotnja seperti doeloe hari. Nasehat sobatnają si Caillard, Landru soeda loepaken atawa tida maoe perdoeliken lagi, apa jang ia sekarang inget, jalah tjari korban baroe.

Pada nona Fernande Segret Landru kasih kenal dirinja sebagi Lucien Guillet, orang dari Rocroi, di tempat mana ajahnja ada djadi satoe ingenieur, dan satelah ajahnja meninggal doenia, ia gantiken kerdjaän ajahnja itoe. Lebih djaoc ia kata jang ia ada poenja satoe auto garage di locar kota Parijs dan ada poenja satoe villa bagoes di Gambais.

Esokan sorenja, koetika nona Fernande Segret kaloear dari toko tempat kerdjanja, ia liat di pinggir djalanan ada menoenggoe toean Guillet.

„Oh! djantoeng hatikoe," kata tocan Guillet, koetika marika berdoea soeda kasih tangan satoe sama laen. „Akoe tida bisa bilang