Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/90

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dan yakin akan perhubungan yang ada dalam sanubari mereka sendiri, yaitu cinta suami istri yang sejati (Hamka, 1977:36).

Majulah ke muka, tempuhlah lautan baharullah yang luas itu, beranikan hati menghadapi gelombang yang bergulung-gulung. Karena dengan bermain ombak dan membiasakan menempuh gelora itulah makanya penyakit mabuk laut akan hilang. Pada tiap-tiap bertemu dengan suatu kesusahan dan suatu halangan di dalam bahtera rumah tangga, itu adalah ujian; bila sampai ke sebaliknya tertegak pulalah sebuah tiang yang teguh dan sendi yang kuat, untuk membina rumah kecintaan itu. Di manakah terletaknya keberuntungan kalau bukan di dalam hati??? (Hamka, 1977:36).

Dalam Sengsara Membawa Nikmat, kepergian Midun meninggalkan negeri yang tidak lagi ramah kepada dirinya didorong oleh kehadiran Kacak yang berkuasa dan tidak menyukainya, yang pada akhirnya telah menjebloskannya ke dalam penjara. Kepergian itu merupakan gambaran semangat Midun untuk memperbaiki kehidupannya. Dengan meninggalkan negeri yang dicintainya, ia berharap akan menjumpai kehidupan yang lebih baik. Ia yakin bahwa di balik semua kemalangan yang menimpa dirinya menunggu sebuah kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang telah digariskan oleh Tuhan. Yang dibutuhkannya hanyalah kesabaran menghadapi setiap cobaan yang datang silih berganti menghampiri kehidupannya.

Di dalam ungkapan tradisional Minangkabau, dua keadaan yang bertentangan itu disebut sebagai si malakama. si malakama dijumpai, antara lain dalam novel Pertemuan karya Sutan Pamuntjak. Masri, tokoh utama novel ini, harus nghadapi si malakama terlebih dahulu sebelum memperoleh kebahagiaan yang diinginkannya. Utang budi kepada


78

78