Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/202

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

hidupnya. Uniknya, konflik yang terjadi tidak mengarah pada pertentangan secara terbuka karena dalam kehidupan bermasyarakat, sesuai dengan falsafah hidupnya, orang Minang memegang teguh suatu prinsip, yaitu prinsip keseimbangan dalam pertentangan. Konflik yang membangun alam pikiran orang Minang menjadi perspektif yang khas, sesuatu yang istimewa bagi masyarakat Minang dalam mengatur dan menjalani kehidupannya.

Konflik sangat penting dalam realitas kehidupan manusia. Ia menjadi sarana untuk memadukan berbagai hal yang saling bertentangan menuju suatu harmoni dalam kehidupan menusia. Hal itu menun jukkan kepada kita adanya unsur keindahan dalam konflik tersebut. Jadi, dapat dikatakan bahwa konflik sesungguhnya dapat menjadi sistem estetik juga. Terungkapnya konflik sebagai konsep estetika dapat dibuktikan, tidak saja melalui kehidupan nyata, tetapi juga terdapat dalam karya sastra, termasuk novel. Dalam novel berlatar Minangkabau periode 1920- 1940 terungkap konflik sebagai konsep estetika tersebut. Konflik yang terjadi pada diri tokoh dan membangun jalinan cerita merupakan refleksi dari Kehidupan orang Minang yang penuh dengan konflik Bagi orang Minang estetika konflik bermuara pada persoalan epistemologi, sebuah rumusan dari alam pikiran orang Minang yang diyakini sebagai "keseimbangan dalam pertentangan". Di sinilah terlihat adanya estetika konflik tersebut yang lahir dari alam pikiran masyarakat Minang. Karena lahir dari alam pikiran masyarakat Minang, estetika konflik tersebut dapat disimpulkan sebagai estetika Minangkabau yang membedakannya dari konsep estetika lain vang biasa dikenal Sesuatu yang seimbang dalam pertentangan. di mata orang Minang adalah indah Bagi orang Minang, konflik adalah realitas yang harus diterima apa adanya dan harus dihadapi dengan

190