Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/163

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dalam keadaan sedemikian. Ya begitulah penerimaan orang yang percaya akan peristiwaitu (Moeis, 2002:194).


Kutipan itu memperlihatkan latar yang dipakai oleh pengarang sebagai salah satu paham yang boleh dipercaya, boleh juga tidak. Ada suatu kebiasaan dalam masyarakat Minangkabau untuk mencoba menggali dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Sesuai dengan pepatah dek sabah mako bakarano (oleh sebab, ada karena). Tidak bisa dengan cara yang lazim, cara yang tidak wajar pun dilakukan. Kutipan tersebut menggambarkan kelakuan dan tingkah laku wanita tua untuk mengetahui apakah gerangan pesan yang keluar dari mulutnya. Meskipun tubuh yang dipakai menggunakan raga wanita itu, pesan yang keluar dari mulutnya merupakan pesan orang yang ingin diketahui kematiannva. Melalui mulut wanita itu akan bisa didengar keluh dan jerit jiwa orang yang telah berpulang tersebut.


Hal yang hampir sama juga terlihat dalam Salah Pilih. Penggambaran kebiasaan masyarakat dalam kehidupannya, termasuk kebiasaan ketika terjadi kematian digambarkan sedemikian rupa oleh pengarang. Pemberian latar seperti itu. dimaksudkan agar pembaca juga dapat menyelami dan memahami kebiasaan yang berlaku dalam sebuah masyarakat, dalam hal ini masyarakat Minangkabau.


Tujuh malam orang mengaji Quran berturut-turut di rumah gedang untuk keselamatan ruh almarhumah Ibu mariati yang terhormat itu. Tiap-tiap habis mengaji dan membaca doa diadakan sedekah, makan minum dengan sepertinya. Dan siang hari pun tidak kurang pula orang dating melawat, dari jauh dan dekat, karena almarhumah itu benar-benar terkenal oleh karena kebaikannya dan kemurahan hatinya kepada sesama manusia selama hidupnya (Iskandar, 2003:149).151