Halaman:Kalimantan.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tjita untuk mendirikan „negara" itu. Dalam hal ini dengan gampang rakjat mendjatuhkan segenap tuduhannja terhadap mereka sebagai „pemimpin" jang tidak bertanggung-djawab, karena mereka lupa, bahwa segala kesalahan itu adalah terletak semata-mata kepada orang-orang jang mendjadi boneka dalam permainan sandiwara pembentukan „negara" Kalimantan. Masalah pembentukan „negara" Kalimantan pada umumnja memang dapat diakui mendapat perhatian dari mereka kaum federalis, sedang dari pihak partai-partai perhatian itu ada djuga, akan tetapi belum lagi menentukan sikapnja. Dalam hal menentukan sikap dan memberikan buah pikiran terhadap pembentukan „negara" Kalimantan, kalau memang tidak ada tekanan dari pihak tertentu, maka djangan diharapkan tjita-tjita itu akan terlaksana, sekalipun tjita-tjia dimiliki oleh „pembesar-pembesar" federal.

Setjara demokratis, diakui, bahwa rakjat Kalimantan bebas untuk mengeluarkan pendapatnja, dan karena inilah sebagian besar rakjat Kalimantan baik jang berada di Kalimantan, apalagi jang berada di Djawa pada umumnja menolak pembentukan „negara" boneka itu. Sebagai akibat dari pada usaha-usaha untuk memisahkan Kalimantan dari Republik Indonesia, maka perkembangan politik nampak bergolak, baik didalam dan diluar „dewan-dewan" boneka, karena rakjat tidak dapat mempertaruhkan kepertjajaan jang demikian besar kepada orang-orang jang selama ini memperlihatkan kwaliteitnja jang lebih tjondong kepada Belanda.

Dan sebagai wakil rakjat jang duduk dalam „dewan-dewan" berani mengambil tindakan jang tidak disukai rakjat, maka akan membawa bentjana terhadap hari kemudian Kalimantan. Tetapi orang-orang jang kemaruk „negara" jang ingin menempati kedudukan-kedudukan jang tinggi-tinggi tidak memperdulikan kehendaknja rakjat jang sebenarnja, melainkan sikap mereka adalah: melintang patah, membudjur lalu. Dengan lain perkataan persetan sama rakjat asal mereka puas dengan kehendaknja membentuk „negara" Kalimantan.

„Negara" jang bakal lahir dalam impian itu hanja etiketnja sadja „negara", sedang isinja lain sekali daripada jang diingini. Memang keinginan mereka itu, „negara" Kalimantan haruslah bertjorak nasional dan demokratis, jang kiranja dapat mendjadi saingan bagi Negara Republik Indonesia, karena „negara” ini kelak akan mempunjai kepentingan jang besar dalam NIS, sedjadjar dan sederadjat dengan negara-negara bagian lainnja.

Salah satu alasan jang amat menjulitkan tentang pembentukannja itu, terutama sekali ialah kekurangan tenaga tjakap, kekurangan backing dari rakjat sendiri, dan perasaan tjemas jang meliputi alam pikiran kaum federalis, kalau-kalau „negara" jang diinginkannja itu hanja berada dalam chajal dan mimpin sadja. Oleh karena itu mereka mendapat malu dan kehilangan muka untuk diperlihatkan kepada para dalangnja jang terdiri dari Belanda, sedang mereka hanja sebagai pemain-pemain sandiwara dalam tjerita pembentukan negara" Kalimantan. Tjerita ini sebetulnja belum lagi tamat, akan dilandjutkan dalam babakan terachir, akan tetapi karena sesuatu halangan jang besar, maka tjeritanja diputuskan dan terpaksa digagalkan karena dilamun ombak pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

***

58