Halaman:Kalimantan.pdf/412

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dikendalikan oleh orang-orang sesama rendahan. Demikinlah pula didaerah Keradjaan Pasir, rombongan Bugis inipun datang dan mendarat disatu tempat jang bernama Tandjung Aru, jang dipimpin oleh seorang anak bangsawan jang bernama Andi Baso mendirikan keradjaan ditempat tersebut, akan tetapi oleh karena keradjaan ini mau tetap bersatu dalam lingkungan Keradjaan Pasir, maka tidak pernah terdjadi pertempuran antara Pasir dan Bugis , bahkan diperkuatnja dengan hubungan perkawinan dan kepala Pemerintah di Tandjung Aru diberi gelar Pangeran. Demikian pula halnja dengan Tanah Bumbu dan Pegatan dimasa Sultan Sulaiman adalah mendjadi satu dalam lingkungan Keradjaan Pasir.

Didalam hubungan perkawinan ini antara radja-radja dari Bugis dan radjaradja Pasir, maka terdapat seorang anak bangsawan Bugis jang berketurunan dari Arab bernama Andi Taha Alyrus, kawin dengan seorang puteri dari Keradjaan Pasir jang bernama Adji Renik - anak Sultan Sulaiman sedang Andi Taha diangkat mendjadi Menteri Keradjaan Pasir dengan diberi gelar Pangeran Sjarif Taha. Kemudian anak dari Pangeran Sjarif Taha bernama Sjarifah Adji Muznah kawin dengan seorang saudagar Arab dari Semarang bernama Saijid Hamid Alsegaff, jang kemudian djuga diangkat mendjadi menteri Keradjaan Pasir dengan gelar Pangeran Sjarif Hamid Alsegaff.

Demikianlah keturunan bangsawan Pasir, mempunjai pertjampuran darah antara Pasir, Bugis dan Arab jang membawa djuga pertjampuran adat-istiadat serta gelar-gelar dari ketiga golongan itu. Ketika Kerajaan Pasir dibawah pimpinan Sultan Adam, maka ketika itu Keradjaan Pasir dapat mentjapai tingkatan jang sebaik-baiknja dan mempunjai perhubungan dagang dengan luar Benua negeri, banjak kapal-kapal dagang asing jang masuk pelabuhan Pasir sekarang - diantaranja orang- orang Portugis, Sepanjol, Tionghoa dan Belanda.

Dimasa Sultan Adam inilah, keradjaan Pasir mengadakan perdjandjian jang pertama dengan pihak Belanda jang sifatnja hanja mengenai soal-soal hubungan perdagangan. Setelah wafatnja Sultan Adam, berhubung oleh karena anaknja jang laki-laki masih belum ada jang besar, maka pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri dengan dinobatkan mendjadi Sultan Sepuh. Dalam masa pemerintahan Sultan Sepuh, pemerintahan dapat berdjalan baik sebagaimana dimasa Sultan Adam sendiri , hanja sadja setelah wafatnja Sultan Sepuh, maka terdjadi perebutan kekuasaan untuk mendjadi Sultan , jaitu antara Adji Mohamad Ali dengan Pangeran Abdurrachman . Oleh karena Abdurrachman lebih banjak disukai oleh rakjat, maka iapun dinobatkan di Benua untuk mendjadi Sultan dari Keradjaan Pasir. Sedangkan Adji Mohamad Ali jang ketjewa dengan peristiwa itu meminta bantuan pada Belanda, hingga ia dinobatkan di Muara Pasir. Demikianlah pada ketika itu terdjadi dua Sultan di Keradjaan Pasir, jaitu Sultan Abdurrachman jang dinobatkan rakjat di Benua dan Sultan Adji Mohamad Ali jang dinobatkan Belanda di Muara Pasir.

Berhubung dengan keadaan ini , senantiasa timbul pertempuran ketjil antara pengikut Sultan Adji Mohamad Ali dengan pengikut Sultan Abdurrachman, tetapi achirnja pihak Sultan Adji Mohamad Ali mendapat kemenangan dan Sultan Abdurrachman meninggal dunia dengan tiba-tiba. Demikianlah pada tahun 1874 pemimpin-pemimpin dari pihak Sultan Abdurrachman jang dikepalai oleh Saijid Taha Alsegaff gelar Pangeran Polisi ditangkap oleh alat kekuatan Sultan Adji Mohamad Ali jakni Belanda dan diasingkan kepulau Laut.

408