Halaman:Kalimantan.pdf/404

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pada tanggal 24 Djuli 1812 dengan tergesa -gesa datang ke Sambas beberapa orang nelajan, jang setia kepada Radja dan negeri masuk menghadap Sultan Abubakar Tadjuddin I, mereka mempersembahkan, bahwa dengan sekonjongkonjong telah tiba dikuala sungai Sambas, kapal perang bangsa asing dengan kenjataan kepunjaan East Indian Company, jang maksudnja tidak lain, ialah akan menjerang Sambas, sebagai akibat serangan terhadap kapal Inggeris dahulu diperairan dekat Bandjarmasin. Kabar itu diterima oleh Sultan dan segera memerintahkan kepada Panglima dan rakjat supaja bersedia dan bersikap untuk menangkis serangan itu.

Waktu itu Pangeran Anum tidak berada dinegeri Sambas, ia sekeluarga pergi beristirahat dan bertamasja kenegeri Kuching. Djuga disana Pangeran Anum dengan tiba-tiba mendapat sakit, jaitu penjakit bengkak pada kakinja, dan diserang demam malaria jang keras. Karena menderita sakit jang demikian, maka ia belum akan kembali ke Sambas, menunggu sakitnja agak sembuh, karena ia tidak berada didalam negeri, maka ketika itu para panglima merasa ketjewa, kurang bersemangat menghadapi musuh untuk mempertahankan negeri dari serangan Inggeris. Dengan rasa menjesal mereka, karena kehilangan pemimpin jang sudah mereka kenal itu. Ia djauh dinegeri orang.

Tetapi hal ini dapat diatasi, karena untuk penggantinja ditundjuk puteranja sendiri bernama Pangeran Muda, djustru memang Pangeran Muda ini ada mempunjai bakat dan menurut langkah-langkah dan faham ajahnja. Menurut riwajat, maka mula-mula komandan dari pasukan Inggeris itu, sudah mentjoba beberapa kali akan mendaratkan tentara dan alat- alat persendjataannja, dengan djalan mengambil masuk mengikuti sungai Sambas Ketjil, akan tetapi selalu gagal dan terpaksa mengundurkan kapalnja keluar kuala, sebab dihambat dan mendapat pukulan jang hebat dari darat, pukulan dari sebelah-menjebelah sungai oleh pasukan Pangeran Muda.

Tetapi perdjuangan akan mengalami kerugian, karena ada orang jang mendjadi pengchianat negerinja sendiri, kaum pengchianat ini memberikan petundjuk djalan kepada pihak musuh, bahwa ada djalan lain jang lebih dekat untuk memasuki negeri Sambas. Haluan mereka berubah menudju sungai Sambas Besar, sampai disatu tempat jang sekarang disitu disebut kampung Kartiasa, hanja 4 kilometer dari Sambas. Dari sini dapatlah dengan mudahnja komandan itu mendaratkan tentara dan alat sendjatanja, dan selandjutnja menembus sungai Beung madju ke Selatan, bertemu dengan tepi sungai Sambas Ketjil. Sekarang ditempat ini berdiri rumah Pemerintahan. Sebelumnja pasukan Inggeris ini sampai ditepi rumah kepala Pemerintahan, mereka sudah disambut oleh pasukan-pasukan rakjat Sambas, dibawah pimpinan Pangeran Muda. Terdjadi pertempuran jang sengit dan hebat dalam hutan dan sepandjang sungai. Pangeran Muda sendiri turut dalam pertempuran itu, jang memaksa pasukan Inggeris mundur dengan teratur kebenteng pertahanannja jang semula. Berhubung dengan banjaknja Panglima jang gugur dalam pertempuran tersebut, Pangeran Muda lalu merubah taktik peperangan dengan menggunakan perang- gerilja.

Perang gerilja ini memakan waktu beberapa bulan lamanja. Meskipun mengadakan perlawanan sekuat tenaga, namun pasukan Inggeris tidak dapat dipatahkan sebab Inggeris mempunjai tentara jang lebih kuat dan pandai mengatur siasat peperangan jang mutunja lebih tinggi, djuga sendjatanja lebih banjak, achirnja

400